Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2019, 18:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren sneaker dan sepatu jenis lain di Indonesia berimbas pada bermunculannya bisnis shoes laundry atau jasa pencucian sepatu.

Sneaklin --salah satu perusahaan shoes laundry mendata, tahun ini ada 125 brand shoes laundry di Bandung.

Jumlah itu meningkat tajam dibanding saat Sneaklin memulai usaha serupa, enam tahun lalu.

“Tahun 2013, baru Sneaklin yang fokus terhadap shoes laundry di Bandung."

"Sekarang, hasil riset kami, sudah ada 125 brand pesaing dengan harga yang lebih murah,” ujar pemilik Sneaklin, Refaldy Fauzi kepada Kompas.com, belum lama ini.

Refaldy mengatakan, meski jasa pembersihan sepatu makin banyak, potensi bisnis ini tetap tinggi.

Selama, produk sepatu di dunia masih terus berproduksi, peluang ini akan tetap ada.

Baca juga: Kisah Misterius di Balik Sneaker Nike Cortez Stranger Thing

Bisnis ini, sambung Refaldy, terbilang menguntungkan, bahkan tidak memerlukan modal yang besar.

Owner Sneaklin, Refaldy FauziKOMPAS.com/ RENI SUSANTI Owner Sneaklin, Refaldy Fauzi

Ia hanya mengeluarkan modal awal Rp 88.000 untuk melakukan bisnisnya, enam tahun lalu.

“Awalnya karena tugas kuliah Kewirausahaan. Dosen menugaskan membuat bisnis dengan modal Rp 100.000,” tutur lulusan Universitas Widyatama ini.

Sejak kecil, dia mengaku hobi mencuci sepatu. Lantas, Refaldy pun pun membuka bisnis ini dengan target pasar teman-temannya sendiri.

Setelah tugas kuliah rampung, dia memutuskan melanjutkan bisnisnya hingga berkembang seperti sekarang.

Saat ini, Sneaklin sudah ada di 39 store di Bandung, Bali, Balikpapan, Jakarta, Pontianak, Banjarmasin, Jabodetabek, dan Palembang.

Sistemnya ada yang kerja sama ada pula yang waralaba.

Baca juga: Gents Quarters, Tempat Ngopi, Cukur, Jahit Jas, hingga Cuci Sepatu

Omzet besar

Omzet dari 39 toko ini hampir Rp 500 juta per bulan, artinya dalam setahun bisa menyentuh angka miliaran rupiah.

Sedangkan, gerai yang ia pegang langsung di Jalan Lombok omzetnya mencapai Rp 40-50 juta per bulan.

“Tahun ini rencananya akan buka di Semarang dan Jakarta,” tutur dia.

Gurihnya bisnis membersihkan sepatu juga dirasakan Fitria Ramdani. Ia memulai bisnisnya tahun 2015.

“Awalnya sering cuci sepatu di laundry-laundry, terus kok mahal ya. Gimana kalau bikin sendiri mungkin jauh lebih murah,” ungkap dia.

Lalu ia memutuskan untuk membuat tempat grooming sepatu dengan harga paten dan tidak berubah di akhir.

Sebab, banyak tempat cuci sepatu yang mematok harga sesuai dengan tingkat kekotoran sepatu.

Hal itu pula yang menjadi kelebihan bisnis sepatu miliknya “Cleanup Shoes”. Dengan cepat, bisnis di Padasuka Cimahi ini berkembang.

Baca juga: Air Jordan 1 UNC to Chicago, Sneaker Keren Khusus Perempuan...

Dari awalnya hanya menerima order 10 pasang per bulan, kini mencapai 70 pasang per bulan. Pasarnya pun meluas hingga ke anak-anak sekolahan.

“Potensi pasarnya rame banget. Kami promosi mengandalkan Instagram, kadang endorse."

"Kami suka sebar flyer ke tempat-tempat les di sekitar Cimahi juga,” ungkap dia.

Keunggulan lain dari tempat usahanya adalah hasil yang memuaskan. Itulah mengapa banyak konsumen yang kembali lagi ke tempatnya.

Ada pun harga yang ditawarkan, untuk  deep clean Rp 35.000, deep clean leather shoes Rp 45.000, unyellowing Rp 85.000, dan repaint Rp 150.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com