KOMPAS.com - Musisi asal Bandung, Sisca, membuat gebrakan baru dengan menciptakan Harpa Nusantara.
Ada empat harpa yang dibuat, yakni Harpa Toraja, Harpa Mega Mendung, Harpa Kawung, dan Harpa Dewi Sri.
Pengambilan empat motif ini bukannya tanpa maksud.
Sisca menjelaskan, dalam Aluk Todolo atau agama leluhur orang Toraja ada keyakinan bahwa orang Toraja berasal dari langit.
“Tak hanya manusia saja, kerbau, ayam, kapas, hujan, besi, dan padi sebagai unsur dasar dari alam ini, dibuat dan diturunkan dari langit,” ujar Sisca kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.
Baca juga: Mengintip Kuburan Kuno Milik Bangsawan Toraja
Dalam harpanya, ada banyak motif Toraja yang dilukis.
Dari berbagai motif tersebut, Sisca menceritakan makna enam motif toraja. Keenam motif itu yakni:
Motif ini biasanya ada pada papan besar teratas atau dinding penyangga badan rumah dan mewakili kerbau.
Bagi orang Toraja, kerbau merupakan hewan paling tinggi nilai dan statusnya, serta dijadikan standar atau ukuran dari semua harta kekayaan.
Motif ini bermakna tulang punggung kehidupan dan kemakmuran.
Berasal dari dua suku kata, Ulu yang artinya kepala dan karua berarti delapan.
Menurut mitos, dahulu kala ada delapan orang Toraja yang menurunkan ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dan dunianya.
Delapan orang inilah yang menemukan ilmu pengetahuan dan menurunkan kepada anak cucu secara turun temurun.
“Makna ukiran ini adalah harapan dalam rumpun keluarga mereka akan muncul orang yang memiliki ilmu tinggi dan berguna untuk kepentingan keluarga serta masyarakat,” imbuh dia.
Berasal dari dua kata. Re’po, menari lincah sambil melipat lutut membentuk siku-siku. Sangbua, tunggal.
Baca juga: Sisi Lain di Balik Eksotisme Toraja
Ukiran ini berupa garis siku-siku serong yang berlapis dan membentuk satu kesatuan. Biasanya ada pada lumbung.
Ukiran tersebut melambangkan kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat Toraja.
Berasal dari kata baranaq yang artinya pohon beringin.
Maknanya, agar keturunan dapat memeroleh rezeki dan berkembang seperti halnya pohon beringin yang selalu tumbuh dengan lebatnya.
Juga diharapkan muncul keturunan yang bisa menjadi pemimpin dan melindungi rakyat umum.
Limbong berarti danau atau sumber air yang tidak pernah kering, memberi kehidupan dan kesegaran bagi manusia, flora, serta fauna di sekitarnya.
Ukiran ini menggambarkan tekad memeroleh rezeki dari empat penjuru mata angin, bagaikan mata air yang bersatu dalam satu danau, dan memberi kebahagiaan kepada keturunannya.
Baca juga: 6 Tempat Wisata Kuburan Kuno di Toraja
Ukiran ini menyerupai tanduk kerbau. Biasanya ditempatkan di segala sisi rumah adat Toraja sebagai kenang-kenangan kepada kerbau.
Makna ukiran ini sebagai tanda perjuangan hidup agar menemukan ketentraman dalam jerih payah dan menemukan harta berharga senilai kerbau bagi masyarakat Toraja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.