Permainan berpura-pura seperti boneka bayi dan stroller mini, mobil-mobilan, maupun telepon-teleponan, juga baik untuk perkembangan kemampuannya.
Usia 2 tahun
Di umur ini, kemampuan bahasa anak sudah berkembang, dengan merangkai dua kata dan menyampaikan keinginan sederhana. Secara fisik, anak jadi lebih aktif, dengan senang melompat, memanjat, dan bergelantungan.
Perkembangan kemampuan motorik halusnya dapat ditunjang dengan permainan keterampilan seperti puzzle, Lego, dan berbagai permainan pura-pura yang lebih kompleks.
Usia 3-6 tahun
Di fase ini, otak anak dipenuhi pertanyaan. Mereka mulai bermain dengan anak lain dan memahami menang-kalah. Permainan puzzle, kubus, balok-balok yang bisa disusun, dapat meningkatkan kemampuan keterampilannya.
Setelah mengetahui angka, anak juga bisa belajar memainkan ular tangga atau halma, untuk memperkenalkan konsep aturan dalam permainan. Aktivitas di luar ruangan, seperti bersepeda atau sepak bola, baik untuk merangsang pertumbuhan fisiknya.
Usia sekolah
Permainan yang cocok untuk anak-anak usia sekolah adalah yang meningkatkan kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas. Di fase ini, anak bisa diperkenalkan pada permainan yang lebih kompleks, seperti monopoli, scrabble, dan catur.
Sepeda roda dua dan skateboard bisa menjadi alternatif untuk aktivitas luar ruangan mereka di samping permainan tradisional seperti layangan, ular naga, dan lompat tali. Perlu diingat, orangtua perlu membatasi interaksi anak dengan gadget di kelompok usia apa pun.
Baca juga: Orangtua, Perhatikanlah Usia Anak Sebelum Membeli Mainan
Lembaga American Academy of Pediactrics merekomendasikan hal-hal ini untuk orangtua yang ingin memilih mainan anak.
Apa saja mainan tradisional yang disarankan untuk anak-anak? Menurut dokter spesialis anak, Aleeya Healey, yang juga menjadi penulis riset yang dipubliskasikan dengan judul, “Ignore the Flashing Screens: The Best Toys Go Back to the Basics”, berikut ini jenis-jenis mainan dan peralatan yang disarankan untuk anak dalam bermain.
Pentingnya aktivitas bermain bagi anak
Anak-anak dengan umur di bawah 5 tahun, baru boleh bermain video game maupun permainan komputer, jika permainan tersebut berdampak positif bagi tumbuh kembangnya. Selain itu, anak harus didampingi orangtua maupun pengasuh, saat memainkan game tersebut.