Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rahmi Hidayati, Gemar Naik Gunung Pakai Kebaya

Kompas.com - 17/07/2019, 08:31 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

"Teman-teman sudah ajakin. Ada yang ajakin ke Semeru, Ijen, Gede, Talamau. Tapi saya belum memutuskan," kata wanita yang berprofesi sebagai konsultan kehumasan ini.

Ajak anak muda mau berkebaya

Rahmi bersama teman-temannya yang ada di komunitas pegiat kebaya lainnya terus berupaya agar semakin banyak perempuan mau lebih sering mengenakan kebaya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberlakukan Selasa Berkebaya, dimana kita beraktivitas seharian penuh mengenakan kebaya.

Namun, ada sejumlah kendala dihadapi. Salah satunya adalah masih banyaknya anggapan di masyarakat bahwa berkebaya adalah sesuatu yang ribet.

"Perlu juga disosialisasikan bagaimana menggunakan kain supaya enggak ribet. Karena teman-teman selalu pertanyaannya, "kok kamu enggak ribet?". Bahkan naik ke puncak gunung pun kan saya pakai kebaya," ujarnya.

Baca juga: 7 Hal yang Jangan Dilakukan saat Kamu Naik Gunung

Untuk menularkan kesenangan berkebaya kepada anak muda, Rahmi menilai perlu ada pendekatan psikologis. Misalnya, dengan memberikan pemahaman bahwa berkebaya tidak harus menggunakan kain ketat serta sepatu sendal tinggi, melainkan bisa disesuaikan dengan gerakan mereka yang dinamis.

"Kenapa celana panjang disukai anak muda? Karena mereka bisa gerak dengan ritme tinggi. Itu yang perlu kita sosialisasikan, yaitu cara pemakaian kain yang lebih fleksibel," kata Rahmi.

Ia meyakini, para anak muda bukannya tidak mau berkebaya sambil beraktivitas. Mereka hanya belum menemukan cara berkebaya yang nyaman serta perlu diajak secara lebih progresif.

"Kalau saya sudah lewati masa itu. Kalau ada yang tanya: "habis kondangan dimana?" saya ketawa saja. Saya kan setiap hari berkebaya. Cuma mandi saja saya enggak pakai kebaya," selorohnya.

Rahmi bahkan pernah mengajak anak-anak Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) naik gunung sambik berkebaya, pada momentum ulang tahun unit kegiatan mahasiswa itu.

Saat itu, meski beberapa anak baru mengenakan kebaya ketika sampai di puncak gunung, Rahmi tetap mengapresiasi kemauan mereka berkebaya saat naik gunung.

"Karena badannya mirip-mirip dengan saya semua, saya pinjamin kebaya. Kayaknya begitu cara menarik anak muda mau pakai kebaya. Bukan mereka enggak mau, tapi harus ada yang mengajak," kata Rahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com