Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netizen Penasaran Faktor Apakah yang Memicu Perselingkuhan?

Kompas.com - 23/07/2019, 14:16 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak semua orang memiliki kisah cinta yang happy ending. Bahkan, beberapa orang harus berlapang hati menerima nasib sial karena pasangannya kepincut orang lain.

Seperti hari ini, misalnya, tepat pukul 12.00 WIB pada hari Selasa (23/7/2019), lebih dari 4.000 netizen meramaikan unggahan dengan hastag #Selingkuh.

Mereka beramai-ramai mencurahkan isi hati mereka atas pengalaman perselingkuhan yang menimpa kisah cinta mereka.

"Kalo #Selingkuh biasanya karena faktor apa? Coba sini aku pengen tau alasannya kenapa?," tulis salah satu pengguna Twitter.

Menurut sebuah penelitian, orang yang impulsif lebih tinggi kemungkinannya untuk berselingkuh, karena tindakan mereka memang lebih didorong oleh pikiran dan emosi saat itu. Dengan kata lain, mereka kurang berpikir panjang.

Riset tersebut dilakukan oleh peneliti dari University of Queensland dengan mempelajari penyebab apakah yang membuat orang tak sanggup setia.

Hasilnya, memang ada faktor-faktor tertentu yang mengindikasikan seseorang lebih lemah pada godaan selingkuh.

Selain sifat impulsif ternyata mereka yang memiliki lebih banyak pasangan seksual di masa lalu juga cenderung tidak setia dan mencari pasangan lain karena mereka punya "keterampilan" tertentu dalam hal menarik pasangan.

Baca juga: Perhatikan, 5 Tips untuk Hentikan Kebiasaan Selingkuh

Alasan utama seseorang berselingkuh adalah ikatan yang mulai memudar dengan pasangan dan kepuasan yang rendah pada hubungan.

Yang menarik, menurut temuan studi, lamanya berpacaran dan kedalaman komitmen hanya berdampak kecil pada perselingkuhan.

Lalu, bagaiman cara melindungi hubungan kita dari perselingkuhan?

Melansir Psychology Today, hal pertama yang harus kita lakukan adalah membicarakan definisi perselingkuhan dengan pasangan.

Biasanya, setiap orang memiliki ide berbeda tentang apa yang mereka anggap sebagai perselingkuhan. Oleh karena itu, buat kesepakatan mengenai definisi tersebut.

Setelah mendiskusikannya, kita dan pasangan menjadi lebih mudah dalam menerapkan batasan dan apa saja yang bisa menyakiti hati masing-masing pihak.

Bisa jadi, seseorang menganggap makan siang bersama dengan lawan jenis adalah bentuk perselingkuhan. Namun, anggapan itu bisa berbeda bagi orang lain.

Pahit atau manisnya akhir sebuah kisah cinta, semua itu akan memberikan pelajaran hidup bagi kita.

Jika nasib sial menimpa kisah asmara kita, percayalah, semua itu akan menjadi pelajaran berharga dalam memilih pasangan terbaik di masa depan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com