Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Tinggalkan Sedotan Plastik, Seberapa Besar Kontribusinya untuk Lingkungan?

Kompas.com - 24/07/2019, 09:51 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Meski demikian, WALHI maupun Green Peace mengingatkan bahwa peralihan penggunaan barang-barang yang tak sekali pakai akan lebih berdampak jika terkait penggunaan sehari-hari.

Sedotan dinilai bukan barang yang wajib diperlukan dalam konsumsi sehari-hari.

Kecuali, bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik sehingga proses minum harus dibantu dengan sedotan.

Baca juga: Susi: Kalau Minum Pakai Sedotan Plastik, Malu-maluin...

“Langsung diminum saja tanpa alat bantu, kecuali beberapa orang yang difable yang perlu sedotan. Jadi kalau misal bisa enggak pakai sedotan, ya enggak usah pakai sedotan,” ujar Dwi.

Sementara itu, Atha mengatakan, sedotan bukan salah satu kebutuhan primer yang harus ada.

“Kami melihat pada konteks sedotan, ini bukan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Dan lebih ke arah gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan. Kecuali kalau kita bicara dalam hal para difabel yang memang memiliki kebutuhan khusus,” jelas Atha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com