Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral "Fresh Graduate" Tolak Gaji Rp 8 Juta, Ini Kata Pakar

Kompas.com - 25/07/2019, 12:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Media sosial tengah ramai dengan perbincangan soal gaji seorang lulusan baru alias fresh graduate.

Tanda pagar atau tagar #gaji8juta pun langsung menjadi trending. Ada lebih dari 6.900 twit soal ini.

Perbincangan soal ini berawal dari unggahan sebuah akun yang tidak diketahui identitasnya.

Isinya, mengeluhkan kisaran gaji sebesar Rp 8 juta yang ditawarkan oleh perusahaan saat ia menjalani sebuah wawancara kerja.

Baginya, angka tersebut tidak pantas untuk seorang sarjana lulusan kampus negeri ternama.

"Jadi tadi gue di undang interview kerja perusahaan lokal. Dan nawarin gaji kisaran 8 juta doang. Helllooo, meskipun gue fresh graduate gue lulusan Ui Pak!! Universitas Indonesia."

"Jangan disamain ama fresh graduate kampus lain dong ah...level UI mah udah perusahaan LN, kalai lokal mah oke aja asal harga cucok," demikian isi unggahan tersebut.

Apakah citra kampus benar-benar memengaruhi tingkat gaji?

Baca juga: 6 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Minta Kenaikan Gaji

Menurut psikolog dan talent management Engineering Career Center Universitas Gadjah Mada, Gita Aulia Nurani, seorang fresh graduate sebenarnya sah-sah saja memiliki standar gaji untuk dirinya sendiri.

Bisa jadi, sebelum melamar kerja, ia sudah melakukan riset atau mencari informasi mengenai gaji yang sesuai dengan jurusan dan bidang kerja yang diinginkan.

"Tapi, yang perlu jadi catatan di sini adalah permintaan gaji harus sejalan dengan kompetensi dan skill yang dimiliki," kata Gita.

Menurut Gita, gaji memang penting, tetapi bukan standar utama kemantapan kerja.

Ada faktor lain yang lebih bernilai daripada gaji, yaitu kesesuaian minat dengan bidang kerja, kompetensi, dan kepribadian (pengembangan diri).

"Percaya deh, ketika tiga hal itu kita utamakan dalam bekerja, gaji akan mengikuti dan naik dengan sendirinya, terlebih kita bisa menunjukkan diri sebagai karyawan yang berprestasi," ujar Gita.

Baca juga: Viral Postingan Fresh Graduate Protes Gaji Rp 8 juta, Ini Tanggapan UI

Gita menyebutkan, masih ada yang menganggap citra kampus adalah hal penting dalam menentukan gaji seseorang, minimal melalui penilaian akreditasi.

Namun, kini sudah banyak orang yang mulai berpikir nama kampus bisa dikalahkan dengan attitude, soft skill, dan kompetensi yg dimiliki kandidat.

"Jadi mau berasal dari kampus mana pun tidak masalah selama kandidat tersebut bisa menunjukkan diri sebagai 'emas' dan memiliki faktor pembeda dari fresh graduate kebanyakan," kata dia.

Percaya diri

Hal sama diungkapkan seorang motivator, Didik Madani.

Menurut dia, bisa jadi seorang fresh graduate tersebut menolak kisaran gaji yang ditawarkan oleh perusahaan karena dia sadar akan potensinya yang mampu menghasilkan sesuatu yang unggul untuk perusahaan itu.

Didi mengatakan, citra kampus sangat memengaruhi kepercayaan diri seseorang dalam menilai citra dirinya.

Ia menilai, kepercayaan diri seseorang bisa terbentuk dari asal almamaternya. Kampus ternama biasanya diisi oleh mereka yang baik secara akademis.

"Dari sisi pewawancara mungkin dia dianggap belum berpengalaman, tetapi merupakan hak orang itu untuk menolak gaji yang ditawarkan, mungkin dia tahu jika ia bisa menghasilkan lebih dari itu," kata Didik.

Baca juga: Rumus Sederhana Mengelola Uang Gaji

Ia menambahkan, penolakan gaji tersebut memang bisa membatasi karier si pelamar jika dia bekerja di lingkungan yang membatasi orang dari nilai dan angka, tanpa memberikan kebebasan untuk berkembang dan berekspresi.

Akan tetapi, penolakan itu tidak akan menghambat karier jika ia terjun sebagai wirausaha yang tidak akan membatasi dirinya.

"Tapi, mengawali karier itu akan membuatnya susah karena dia melawan hukum tentang satu definisi bekerja. Dan ini adalah hukum kepastian bahwa bekerja itu bukan dari uang, tapi menjadikan dirinya pantas untuk dibayar tinggi di tempatnya bekerja," ujar dia.

Kepada para fresh graduate, Didik menyarankan agar tidak mengajukan penawaran gaji yang terlalu tinggi, tetapi memantaskan diri untuk dibayar tinggi di tempatnya bekerja.

"Sebaiknya terima dulu pekerjaan itu. Lalu, sibuklah untuk memantaskan diri memberikan hasil kepada perusahaan agar perusahaan lebih berkembang karena perusahaan agar mengejar mati-matian karyawan yang terbukti menjanjikan keuntungan besar untuk perusahaan," papar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com