Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batasi Kalori pada "Orang Sehat" dengan Bobot Ideal, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 25/07/2019, 15:41 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

 

"Pemotongan 300 kalori itu kira-kira setara dengan sepotong apple pie, atau 30 keping keripik kentang, atau memangkas camilan usai makan malam." kata Kraus.

Apa hasilnya? Meskipun terdengar amat sedikit ternyata pola makan tersebut mampu mendatangkan sejumlah benefit.

Rata-rata peserta penelitian mengalami penurunan massa lemak sekitar lima kilogram.

Lalu, kandungan kolesterol jahat (LDL) anjlok, sementara kandungan kolesterol baik (HDL) meningkat, disertai angka tekanan darah yang lebih rendah.

Mereka pun menjadi lebih sensitif terhadap insulin, yang merupakan hormon "kunci" dalam pengendalian gula darah, hingga muncul pengurangan risiko diabetes.

“Jelas sekali, apa yang mengejutkan kami adalah besarnya dampak pada tubuh responden, yang sebenarnya sudah memiliki parameter normal dalam kondisi kesehatan."

Baca juga: 6 Tips Turunkan Berat Badan dengan Olahraga Lari

"Mereka semua masih muda, dan memiliki berat badan ideal," sambung Kraus. 

Peneliti lalu menngungkap, sekalipun masih mudah, atau pun orang dewasa yang sehat, penurunan moderat terhadap konsumsi kalori masih amat berguna.

Tentu saja, penelitian selanjutnya harus mengeksplorasi mengapa benefit yang muncul bisa sedemikian besar.

“Kami melihat adanya sejumlah perkembangan yang baik terhadap parameter biologis mereka, karena mereka tentu mengalami penurunan berat badan."

“Kendati demikian, penurunan berat badan, hanya mampu mengungkap kira-kira 25 persen dari perkembangan keseluruhan," kata dia.

“Dampak dari pemangkasan kalori terhadap metilasi DNA, adalah hal yang ingin kami ungkap di masa depan," kata Kraus. 

Metilasi adalah modifikasi kimiawi terhadap DNA sebagai bentuk respons terhadap perubahan lingkungan - termasuk nutrisi- yang mengubah cara gen diekspresikan.

Dr. Frank Hu, seorang profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, hasil penelitian ini memiliki terobosan dalam beberapa hal, namun tetap perlu diwaspadai.

"Salah satu tantangan praktis terbesar adalah menerjemahkan bagaimana pembatasan kalori dengan cara menghitung kalori harian secara akurat, dan mengetahui batasan optimalnya," kata Hu.

Baca juga: Kerap Dihindari, Lemak Rupanya Penting untuk Turunkan Berat Badan

Hu juga menyebutkan, penghitungan kalori saja tidak mungkin untuk mengekang berkembangkan epidemi obesitas global.

"Menciptakan kebiasaan makan yang sehat dan mengubah norma sosial yang terkait dengan itu, dapat mempermudah individu mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat," kata Hu.

Namun demikian, metode yang murah dan efektif seperti pembatasan kalori ini, bisa sangat berharga dalam mengatasi problem epidemi obesitas.

Intinya, kata Kraus, ketika kita bisa mengurangi kalori, segala sesuatu akan lebih baik daripada tidak sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com