Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Pakai Skinny Jeans Berefek Buruk bagi Organ Genital

Kompas.com - 26/07/2019, 10:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Skinny jeans atau jeans berpotongan kecil dan ketat kerap dipilih untuk memberi tampilan ramping. Meski begitu, sebaiknya jangan menggunakan jeans ketat terlalu sering.

Sebuah temuan baru mengungkap, penggunaan celana ketat dapat menyebabkan vulvodynia,  kondisi yang menyebabkan rasa sakit kronis di area genital eksternal wanita atau vulva.

"Tetapi mencegah vulvodynia mungkin tidak sesederhana menukar celana jeans yang ketat dengan yang longgar," kata dokter obstetri dan ginekologi Jessica Strasburg.

Vulvodynia adalah nyeri kronis yang memengaruhi bagian vulva selama lebih dari tiga bulan. Dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan kondisi ini.

Secara umum ada beberapa gejala vulvodynia:

  • Muncul sensasi terbakar atau menyengat, dan mungkin juga mengalami sakit atau berdenyut.
  • Rasa sakit tersebut bisa muncul dan hilang sewaktu-waktu, atau terjadi hanya sebagai respons terhadap sentuhan.
  • Sangat mengganggu.

IlustrasiSoompi Ilustrasi
Tim peneliti menanyakan tentang kebiasaan merawat diri dan cara berpakaian  wanita berusia antara 18 dan 40 tahun, baik yang mengalami vulvodynia atau tidak. Hasilnya adalah:

  • Kondisi itu dua kali lebih umum di antara mereka yang mengenakan celana ketat lebih dari empat kali seminggu.
  • Wanita yang mencukur rambut di area atas organ genital cenderung mengalami vulvodynia daripada mereka mencukurnya hanya sampai di garis bikini.

Baca juga: Inspirasi Tampil Elegan dengan Skinny Jeans ala Nicole Kidman

Penyebab

Pada dasarnya belum diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan vulvodynia pada penggemar jeans ketat.

Jeans yang diwarnai juga dapat meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi saluran kemih atau infeksi jamur. Faktor lain adalah mencukur rambut genital juga dapat menyebabkan iritasi. Infeksi dan iritasi tersebut dapat memicu timbulnya vulvodynia.

Menurut Strasburg, vulvodynia juga bisa terjadi karena hal lain, seperti masalah dengan otot dasar panggul atau kelainan genetik tertentu.

Menurutnya, pakaian ketat dan mencukur rambut kemaluan lebih cenderung memicu gejala pada seseorang yang memiliki vulvodynia.

Perawatan

Jika kita memiliki tanda-tanda vulvodynia, segera berkonsultasi dengan dokter.

Berbagai perawatan dapat meredakan nyeri vulvodynia, termasuk:

  • Obat oral dan topikal.
  • Suntikan botox untuk melemaskan otot-otot di dasar panggul.
  • Perawatan alternatif seperti akupunktur.
  • Perawatan untuk mengatasi gangguan yang terjadi bersamaan, seperti terapi fisik untuk gangguan dasar panggul.

Baca juga: Risiko Luka Saat Merapikan Rambut di Area Genital

Setiap penderita membutuhkan perawatan yang berbeda untuk menangani masalah ini, sehingga mungkin butuh waktu dan kesabaran untuk menemukan solusinya.

Untuk meredakan gejala-gejala vulvodynia atau mengurangi gejalanya, cobalah untuk mengadopsi kebiasaan berikut ini:

  • Ganti pakaian basah dengan cepat.
  • Cuci bagian intim dengan sabun ringan dan air.
  • Hindari douche atau alat yang digunakan untuk mengalirkan air ke seluruh tubuh dan produk pembersih dengan parfum dan pewarna.
  • Gunakan deterjen lembut dan hindari mesin pengering saat mencuci celana.
  • Batasi pencukuran dan waxing di area genital, karena membuat kulit makin sensitif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com