Kelompok ketiga adalah mereka yang sama sekali tidak melakukan olahraga. Riset ini dilakukan selama periode 12 minggu.
Hasilnya, kelompok pertama dan kedua yang sama-sama melakukan olahraga memiliki tingkat asupan oksigen maksimal yang lebih baik.
Namun, hanya mereka yang melakukan latihan resistensi dapat meningkatkan kekuatan mereka.
Mereka yang melakukan latihan dan resistensi juga secara signifikan mengalami pengurangan jaringan lemak epikardium masing-masing sebesar 32 persen dan 24 persen.
Sayangnya, latihan endurance tidak memiliki efek apapun pada jaringan lemak perikardium. Namun, mereka yang melakukan latihan resistensi mengalami pengurangan lemak perikardium sebesar 32 persen.
"Sayangnya, masih terlalu dini untuk mengubah penelitian menjadi pedoman klinis tertentu," ucap Regitse Hojgaard Christensen, selaku pemimpin riset.
Baca juga: Bisakah Membakar Lemak Hanya dengan Angkat Beban?
Tetapi, ia menambahkan, penelitian ini menarik karena memberikan bukti baru jenis latihan yang berbeda dapat mempengaruhi jaringan lemak jantung dengan cara yang berbeda, terutama tanpa perubahan diet yang dilakukan pada saat yang sama.
"Pengurangan kedua jenis lemak jantung terlihat dengan latihan resistensi tetapi tidak dengan latihan ketahanan," kata Christensen.
Menurut Christensen, hal ini disebabkan karena latihan resistensi merangsang lebih banyak massa otot dan meningkatkan metabolisme basal, atau jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh berfungsi saat istirahat.
Semakin besar massa otot berarti lebih banyak pembakaran kalori untuk waktu yang lama setelah berolahraga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.