Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Diet Paleo Berefek Buruk pada Kesehatan Usus

Kompas.com - 31/07/2019, 15:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber DMarge

 

Dalam riset ini, peneliti mengumpulkan biologis dari peserta yang terbagi dalam dua, yaitu 22 orang yang mengonsumsi kurang dari satu porsi biji-bijian dan susu per hari dan 22 orang yang menonsumsi lebih dari satu porsi biji-bijian dan susu per hari.

Untuk hasil yang akurat, peneliti mengambil sampel biologis dari peserta dan menilai pola diet mereka dan membandingkan hasilnya.

Para peneliti menemukan peserta yang melakukan diet paleo menunjukkan peningkatan kadar senyawa trimethylamine N-oxide dalam darah yang berhubungan dengan penyakit jantung.

Trimethylamine N-oxide terbentuk pertama kali di usus, dan levelnya tergantung pada diet seseorang dan bakteri yang mengisi usus mereka, di antara faktor-faktor lain.

Baca juga: Mengusir Lemak Perut Membandel Lewat Diet Vegan

Menurut Geroni, tingkat populasi spesies bakteri menguntungkan lebih rendah pada peserta yang melakukan diet paleo, karena adanya pengurangan asupan karbohidrat.

Hal inilah yang mengakibatkan munculnya penyakit kronis lainnya dalam jangka panjang.

Peneliti juga membukitkan, mereka yang melakukan diet paleo memiliki tingkat trimethylamine N-oxide yang tinggi karena tidak mengkonsumsi biji-bijian.

Padahal, biji-bijian merupakan sumber serat makanan yang membantu mengurangi risiko kardiovaskular.

Baca juga: Diet Unik dan Aneh ala Selebriti

"Kami menemukan kurang mengonsumsi biji-bijian utuh terkait dengan tingkat trimetilamin N-oksida," ucap Geroni.

Menurutnya, berkurangnya tingkat trimetilamin N-oksida dapat mengurangi pengurangan risiko penyakit kardiovaskular.

Hal semacam ini bisa kita temui pada orang-orang yang mengonsumsi biji-bijian utuh dalam jumlah besar.

Diet paleo melarang konsumsi biji-bijian utuh yang merupakan sumber tepung resisten baik dan megandung banyak serat yang dapat difermentasi, serta sangat bermanfaat untuk kesehatan mikrobioma dalam usus.

Selain itu, para peneliti menunjukkan peserta yang melakukan diet paleo juga memiliki konsentrasi bakteri usus “hungatella” yang lebih tinggi, yang menghasilkan senyawa.

Baca juga: Selipkan Camilan Diet dalam Pesanan Pakaian, Forever 21 Banjir Kritik

Menurut Genoni, kurang mengonsumsi biji-bijian dapat mengubah populasi bakteri untuk memungkinkan produksi yang lebih tinggi dari senyawa ini karena trimetilamin N-oksida diproduksi di usus.

Selain itu, diet Paleo juga menyarankan konsumsi daging merah yang lebih besar setiap harinya.

Hal ini menyebabkan senyawa prekursor untuk menghasilkan trimetilamin N-oksida. Mirisnya, mereka yang melakukan diet paleo juga mengonsumsi lemak jenuh dua kali lebih banyak dari konsumsi harian yang direkomendasikan.

Dengan kata lain, mengurangi konsumsi biji-bijian utuh berdampak serius bagi kesehatan usus dan jantung.

Peneliti juga berharap agar ada lebih banyak riset untuk membuktikan peran sayuran dan lemak jenuh dalam mengatur mekanisme biologis utama dalam usus.

Baca juga: Sering Dianggap Buruk, 10 Makanan Ini Bisa Membantu Program Diet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com