Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Menyusui Sedunia, Ini Mitos Menyusui yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 01/08/2019, 16:18 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahun, negara-negara di dunia memperingati World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Sedunia.

Pekan Menyusui Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus ini diinisiasi oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) pada 1992.

Memperingati hal ini, United Nations Children's Fund (UNICEF) bekerja sama konsultan laktasi Dr. Michele Griswold PhD, MPH, RN, IBCLC merilis artikel mengenai mitos seputar menyusui.

Apa saja mitos soal menyusui?

Menyusui itu mudah

Banyak orang menganggap menyusui itu mudah. Hal ini karena bayi terlahir dengan refleks untuk melihat ke payudara ibu mereka.

Meski demikian, banyak ibu yang membutuhkan latihan dan bantuan untuk memosisikan sang bayi di tempat yang tepat. 

Menyusui juga membutuhkan waktu yang intensif.

Baca juga: Digelar Tiap Awal Agustus, Mari Kenali Asal Mula Hari Menyusui Sedunia

Rasa sakit saat pertama menyusui tidak bisa dihindari

Banyak ibu yang merasa tidak nyaman ketika pertama kali menyusui bayinya. Namun, dengan posisi yang tepat dan memastikan bayi melekat ke payudara, maka puting yang sakit bisa dihindari.

Jika seorang ibu menghadapi tantangan menyusui seperti puting yang sakit, dukungan dari konsultan laktasi atau profesional terlatih lainnya dapat membantu mereka mengatasi masalah tersebut.

Puting harus dibersihkan sebelum menyusui

Membersihkan puting sebelum menyusui tidak diperlukan. Saat bayi lahir, mereka sudah familiar dengan bau dan suara ibunya.

Puting memproduksi zat khusus yang berbau bayi serta bakteri baik yang dapat membantu membangun sistem imun bayi.

Bayi yang baru lahir harus dipisahkan dari ibunya

Mitos ini sekarang kurang dipercaya. Bahkan, dokter, perawatan, dan bidan saat ini mendorong praktik skin to skin segera setelah bayi lahir atau dikenal dengan perawatan ibu kangguru.

Sentuhan bayi dengan kulit ibu segera setelah mereka dilahirkan penting untuk membantu si bayi menemukan dan menempel langsung ke payudara si ibu.

Olahraga memengaruhi rasa ASI

Olahraga sangat penting. Bahkan, ibu menyusui juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas tersebut.

Meski demikian, tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa olahraga dapat memengaruhi rasa ASI.

Ibu harus makan makanan biasa saat menyusui

Seperti orang lain, ibu menyusui harus makan makanan yang seimbang.

Secara umum, saat menyusui tidak perlu mengubah kebiasaan makan. Bayi sudah terpapar preferensi makanan ibu sejak mereka berada di dalam kandungan.

Baca juga: Tips Lancar Menyusui Sejak Momen Pertama Kali

Namun, jika sang ibu merasa jika bayinya bereaksi terhadap makanan yang dia makan, maka segera berkonsultasi ke dokter.

Tidak bisa menggunakan susu formula jika ingin menyusui

Para ibu mungkin memutuskan untuk menggunakan susu formula pada beberapa kesempatan sembari terus menyusui.

Namun, penting bagi para ibu untuk mencari tahu informasi yang ebnar agar tidak bias tentang susu formula dan produk lain yang menggantikan ASI.

Agar produksi ASI tetap berjalan, tetap susui bayi sesering mungkin. Oleh karena itu, penting melakukan konsultasi dengan dokter atau profesional yang telah terlatih.

Banyak ibu yang tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup

Hampir semua ibu menghasilkan ASI dalam jumlah yang tepat untuk bayi mereka.

Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik dan sering bayi melekat pada payudara. Selain itu, frekuensi menyusui juga dapat memengaruhi produksi ASI.

Ibu yang sedang sakit tidak boleh menyusui

Mitos ini tidak sepenuhnya benar, tetapi juga tidak salah. Artikel UNICEF menyebutkan, ibu masih bisa menyusui bayi tergantung pada penyakitnya.

Ibu biasanya dapat melanjutkan menyusui ketika mereka sakit.

Namun, saat sakit, ibu juga harus memastikan mereka mendapatkan perawatan yang tepat, istirahat, dan makan minum yang baik.

Baca juga: Ketika Menyusui Hanya Sekedar Memberi ASI

Akan tetapi, perlu diperhatikan pula, dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat tubuh untuk mengobati penyakit malah bisa menularkan penyakit tersebut ke bayi atau justru membantu membangun pertahanan mereka terhadap penyakit.

Ibu tidak bisa minum obat apa pun saat menyusui

Seperti menyusui saat sakit, mitos bahwa ibu tidak bisa minum obat apa pun juga tidak sepenuhnya benar.

Dalam beberapa kasus, ibu masih bisa minum obat dalam dosis dan instruksi tertentu atau dengan formulasi alternatif.

Namun, alangkah baiknya, sebelum mengonsumsi obat, ibu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak tentang obat apa pun yang dipakai.

Sulit menyapih bayi jika telah disusui lebih dari setahun

Tidak ada bukti bahwa bayi yang disusui lebih lama akan susah utnuk disapih.

Namun, ada bukti bahwa menyusui bayi hingga usia dua tahun bermanfaat baik bagi ibu dan anak.

Baca juga: Menyusui Anak Kembar, Ini 4 Hal yang Harus Anda Ketahui

Semua ibu dan bayi memiliki perbedaan sehingga waktu untuk menyusui dan menyapih tidak sama bagi semua orang.

Jika ibu kembali bekerja, maka bayi harus disapih

Banyak ibu yang terus menyusui sambil bekerja. Mitos ini tidak tepat karena bergantung pada tempat kerja sang ibu.

Di beberapa negara, terdapat aturan atau tempat khusus yang disediakan bagi ibu menyusui.

Namun, jika sang ibu tidak memiliki pilihan untuk memerah ASI dan membawa pulang, maka tidak ada cara lain selain memerah ASI dan memberikannya saat berada di rumah.

Jika ibu memutuskan untuk memberikan makanan pengganti ASI kepada bayi, maka sangat baik jika terus menyusui setiap kali bersama dengan bayinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com