Diet ketogenik adalah diet yang menerapkan pola makan rendah protein dan karbohidrat namun tinggi lemak, dan telah digunakan sejak 1920-an untuk mengobati epilepsi. Diet ini menuntut tubuh untuk berada dalam keadaan ketosis.
Keadaan ini terjadi ketika tubuh tidak mempunyai cukup karbohidrat dari makanan untuk memberi energi pada sel-sel. Sehingga, untuk mengatasi kekurangan ini tubuh menggunakan lemak untuk menyediakan energi.
Apabila konsumsi lemak normal sekitar 20 hingga 30%, diet keto menganjurkan asupan lemak mencapai 60 hingga 70 persen.
Biasanya tubuh mengubah karbohidrat (dari makanan seperti gula, roti, pasta) menjadi glukosa untuk digunakan sebagai energi.
Dalam diet ketogenik, karena pembatasan asupan karbohidrat, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dan dipaksa untuk menggunakan lemak sebagai sumber energinya.
Baca juga: 8 Efek Samping yang Mungkin Dirasakan Ketika Menjalani Diet Keto
Sel kanker sangat membutuhkan glukosa sebagai bahan utamanya untuk berkembang dan menyebar.
Dengan diet keto, kadar glukosa dalam darah turun dan otomatis menyebabkan sel-sel kanker akan melemah.
Pada tahun 1995, diet ketogenik pernah diberikan pada dua anak dengan astrositoma atau jenis tumor glioma paling umum yang terbentuk dari astrosit.
Hasilnya, terdapat penurunan asupan glukosa oleh sel tumor pada kedua anak tersebut dan satu anak sembuh setelah 12 bulan dan bertahan hidup sampai umur 10 tahun.
Baca juga: Cerita Kourtney Kardashian Lakukan Diet Keto untuk Detoks Logam
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.