Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2019, 14:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar kematian aktor sekaligus penyanyi tanah air Agung Hercules sangat menghebohkan publik.

Pria yang identik dengan tubuh kekarnya itu meninggal dunia, karena kanker otak jenis glioblastoma.

Glioblastoma termasuk ke dalam tumor ganas (kanker) stadium 4, di mana sebagian besar sel tumor akan terus bereproduksi dan membelah diri pada waktu tertentu.

Lalu, apakah jenis kanker ini tidak bisa diatasi?

Baca juga: Mengenal Kanker Otak Glioblastoma Penyebab Meninggalnya Agung Hercules

Menurut laporan Medical News, periset telah berhasil menemukan cara untuk mengobati jenis kanker yang agresif dan mematikan ini pada seekor tikus. Pengobatan tersebut dilakukan lewat kombinasi terapi radiasi dan diet ketogenik.

Diet ketogenik merupakan pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat serta protein agar memaksa tubuh untuk menggunakan lemak daripada gula untuk energi.

Jika pendekatan ini berhasil dalam percobaan pada manusia, peneliti mengatakan diet ini dapat dengan cepat dan mudah menjadi rezim perawatan tumor otak manusia saat ini.

Penelitian ini dipimpin oleh Adrienne C Schecj dari Barrow Neurological Institute di Rumah Sakit dan Pusat Medis St. Joseph di Phoenix, Arizona, AS dan telah diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE.

Riset ini dianggap sebagai studi pertama dari jenisnya untuk melihat efek dari diet ketogenik dengan radiasi.

Baca juga: Pengobatan Kanker Otak, Operasi hingga Kemoterapi

Mengenal diet keto

Diet ketogenik adalah diet yang menerapkan pola makan rendah protein dan karbohidrat namun tinggi lemak, dan telah digunakan sejak 1920-an untuk mengobati epilepsi. Diet ini menuntut tubuh untuk berada dalam keadaan ketosis.

Keadaan ini terjadi ketika tubuh tidak mempunyai cukup karbohidrat dari makanan untuk memberi energi pada sel-sel. Sehingga, untuk mengatasi kekurangan ini tubuh menggunakan lemak untuk menyediakan energi.

Apabila konsumsi lemak normal sekitar 20 hingga 30%, diet keto menganjurkan asupan lemak mencapai 60 hingga 70 persen.

Biasanya tubuh mengubah karbohidrat (dari makanan seperti gula, roti, pasta) menjadi glukosa untuk digunakan sebagai energi.

Dalam diet ketogenik, karena pembatasan asupan karbohidrat, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dan dipaksa untuk menggunakan lemak sebagai sumber energinya.

Baca juga: 8 Efek Samping yang Mungkin Dirasakan Ketika Menjalani Diet Keto

Diet keto untuk pasien kanker

Sel kanker sangat membutuhkan glukosa sebagai bahan utamanya untuk berkembang dan menyebar.

Dengan diet keto, kadar glukosa dalam darah turun dan otomatis menyebabkan sel-sel kanker akan melemah.

Pada tahun 1995, diet ketogenik pernah diberikan pada dua anak dengan astrositoma atau jenis tumor glioma paling umum yang terbentuk dari astrosit.

Hasilnya, terdapat penurunan asupan glukosa oleh sel tumor pada kedua anak tersebut dan satu anak sembuh setelah 12 bulan dan bertahan hidup sampai umur 10 tahun.

Baca juga: Cerita Kourtney Kardashian Lakukan Diet Keto untuk Detoks Logam

Ini menunjukan diet keto bisa menurunkan volume tumor dan berpotensi meningkatkan angka harapan hidup pada pasien kanker.

Ahli biologi sel dan dokter spesialis kanker, Dr. David Jockers, mengatakan diet keto membantu melemahkan sel-sel kanker.

Oleh karena itu, sel kanker jadi lebih mudah diatasi dengan terapi-terapi konvensional atau kombinasi terapi lainnya.

Pola diet ini menerapkan fokus utama pada konsumsi lemak sehat yang lebih banyak. Diet ini juga menyarankan kita untuk mengonsumsi sayuran rendah karbohidrat seperti kembang kol, kubis, seledri, sawi, bayam, asparagus, brokoli, dan kubis.

Sumber protein untuk diet keto umumnya berasal dari daging, ayam olahan, ikan dan makanan laut, dan susu fermentasi.

Diet keto menerapkan konsumsi yang terdiri dari 75 persen lemak, 20 persen protein, dan lima persen karbohidrat.

Jadi, sehari-hari kita tak lagi mengonsumsi nasi sebagai makanan utama. Kita bisa tetap mengonsumsi nasi asalkan hanya berkisar 10 hingga 20 gram.

Namun, bagi para pasien kanker sebaiknya berkosultasi dengan dokter sebelum menerapkan pola diet ini.

Baca juga: Waspadai, Risiko Kesehatan Hati dari Diet Keto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com