KOMPAS.com - Usia Kate Adams baru 27 tahun ketika dia mengalami dua kali serangan iskemik sesaat alias transient ischemic attack (TIA) yang juga dikenal sebagai mini stroke.
TIA adalah saat darah berhenti mengalir ke otak dalam waktu singkat, yang juga menjadi penanda awal serangan stroke.
Tidak sampai dia berusia 36 tahun, baru saja melahirkan anak keempatnya, Kate mengalami serangan jantung koroner spontan (SCAD).
Kondisi itu disebabkan fibromuskuler dysplasia (FMD), suatu kondisi yang mempengaruhi struktur dinding arteri, dan telah lama diidapnya.
Dokter Kate dari Vanderbilt, ahli jantung Esther S.H. Kim menjelaskan, SCAD terjadi baik ketika lapisan terdalam dari dinding arteri terlepas, atau ada pendarahan di antara dinding dan lapisan.
Baca juga: Latihan Kekuatan Bantu Usir Lemak Penyebab Penyakit Jantung
Keadaannya seperti memar di dinding arteri, yang menyebabkan arteri menutup dan gumpalan terbentuk.
Serangan SCAD berbeda dari serangan jantung lainnya karena serangan itu tidak dipicu oleh plak bawaan.
Pasien serangan jantung SCAD juga -biasanya, tidak memiliki faktor risiko jantung tradisional seperti hipertensi.
Nah, kondisi Kate secara khusus disebabkan oleh FMD -yang 90 persen memang dialami wanita- kata Dr. Kim.
Namun Kim juga menyebut, hubungan antara wanita dan serangan jantung koroner spontan seperti yang dialami Kate, masih memerlukan penelitian lanjutan.
Sepanjang hidupnya, Kate pernah memiliki bobot terberat hingga 131 kilogram.
Walhasil, ada saat di mana dia harus menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk menjalani rehabilitasi jantung sebanyak tiga kali seminggu.
Dan, sebelum memulai usaha penurunan berat badan, dia tidak benar-benar melakukan aktivitas fisik atau pun menjalani pengaturan pola makan.
Hingga pada satu titik Kate sadar, harus ada yang berubah dalam hidupnya.
"Tiba-tiba saya menyadari, hampir seluruh waktu dalam hidup saya lewati untuk bekerja dan kemudian pulang untuk tidur."