Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 07/12/2022, 01:11 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Vagina dikenal memiliki aroma yang khas.

Meski tidak konstan, perubahan aroma pada vagina cenderung tipis akibat fluktuasi kadar pH.

Kendati demikian, ada aroma-aroma tertentu dari vagina yang bisa menandakan kondisi khusus, atau pun keadaan kesehatan tubuh.

Baca juga: Mengapa Vagina Terasa Nyeri Setelah Berhubungan Seks?

Jika sudah demikian, maka menjadi penting untuk kaum perempuan mencermati aroma yang ada demi memantau kondisi mereka.

Penyebab utama perubahan aroma pada vagina adalah perubahan tingkat pH di sekitar area genital.

Baca juga: Adakah Bentuk Vagina yang Ideal?

Perubahan pH pun merupakan gejala normal yang bisa dipengaruhi oleh sejumlah hal.

Misalnya, perubahan dalam fase siklus menstruasi, hingga perubahan kebiasaan dalam membersihkannya.

Hal pertama yang harus dipahami adalah, bau pada vagina adalah hal yang wajar.

Sebab, organ vital ini tak mungkin akan berbau seperti bunga.

Pasalnya, ada miliaran bakteri di sekitar area genital, yang justru bertugas membantu vagina berfungsi dengan baik.

Kehadiran bakteri inilah yang membuat vagina tak terhindar dari bau.

Nah, terlepas dari itu, ada bau-bau tertentu yang menandakan adanya masalah dalam tubuh.

Perubahan bau inilah yang perlu dimengerti oleh setiap perempuan.

Baca juga: Benarkah Rebusan Daun Sirih Bisa Hilangkan Bau Vagina yang Kadang Amis?

1. Bau besi

Sebagian besar vagina mengeluarkan bau beraroma besi. Hal itu merupakan kondisi yang normal.

Aroma itu bisa muncul akibat proses menstruasi, di mana darah mengandung zat besi.

Selain itu, bau logam pun secara alami menyertai keluarnya cairan.

Kendati demikian, bau semacam ini bisa menandakan adanya pendarahan minor -misalnya akibat gesekan saat berhubungan intim.

Hal semacam itu terjadi ketika terjadi hubungan seks vaginal yang kasar atau ketika vagina kering.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com