Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Kencan, Teman Tidur Satu Malam hingga Jodoh dalam Genggaman Tangan

Kompas.com - 03/08/2019, 06:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Pertemuan di dunia maya meningkat

Soal pencarian jodoh, penelitian dari Stanford University memperkirakan di masa depan, dunia maya akan jadi sarana utama pasangan bertemu.

Penelitian itu mengungkap 39 persen atau mayoritas pasangan heteroseksual saat ini bertemu lewat dunia maya. Angka ini naik dari 22 persen di 2009.

Dua dekade lalu, tepatnya pada era 1990, 34 persen pasangan bertemu lewat pertemanan. Dulu, cara ini paling banyak terjadi.

Namun kini, angkanya merosot jadi hanya 20 persen pasangan saja yang bertemu karena dikenalkan teman.

Survei yang melibatkan 3.009 pasangan ini juga mengungkap pasangan yang bertemu lewat kerjaan, keluarga, atau lingkungan rumah, turun seiring dengan disrupsi digital dalam hal pencarian jodoh.

"Peningkatan kencan online telah menggantikan cara orang bertemu," kata sang peneliti, Michael Rosenfeld seperti dikutip dari The Guardian.

Peneliti University of Illinois-Chicago Pamela Anne Quiroz pada 2013 pernah meneliti pergeseran dalam kencan melalui aplikasi ponsel.

Melalui analisis konten terhadap aplikasi online dating berbasis lokasi seperti Tinder, Quiroz menyimpulkan pergeseran ini hasil dari gaya masyarakat postmodern.

Saat ini, kemudahan dan jarak merupakan elemen yang diharapkan ada pada setiap produk.

Ekspektasi tersebut, seperti halnya kemungkinan yang tak terbatas, membentuk niche bagi ‘generasi gratifikasi instan’ untuk mencari, menerima, dan menolak pasangan potensial dalam genggaman tangan.

Norma baru

Di Indonesia, situs dan aplikasi kencan online juga mulai menggeser cara orang bertemu pasangannya.

Peneliti Universitas Indonesia Chandra Kirana alias Kicky mengatakan sebenarnya konsep pencarian jodoh di luar lingkar kehidupan sosial kita sudah lama dilakukan. Bedanya, dulu belum ada internet sebagai medium. Dulu, yang ada hanya biro jodoh berbayar.

"Di era digital seperti sekarang, orang punya akses lebih luas, biaya minim atau nyaris tanpa biaya kecuali pulsa atau kuota internet. Bantuan pihak ketiga tetap ada tapi relatif kecil, dan pasangan yang kita cari semakin spesifik," kata Kicky.

Lalu, apakah pencarian jodoh bakal semakin berkualitas dengan segala fitur yang ditawarkan aplikasi dan situs internet?

Mungkin tidak juga. Namun Kicky mengatakan tak perlu malu dengan kencan online. Mencari pasangan di dunia maya bukan berarti Anda tak laku.

"Sejumlah studi bilang bahwa punya kencan dari online dating sites itu malah identik dengan punya alternatif. Maksudnya ketika hubungan offline terganggu, mereka masih punya "back up" dengan adanya teman kencan yang mereka punya dari online dating sites tadi," ujar dia.

Yang pasti, kata Kicky, pencarian jodoh lewat internet ini akan semakin diandalkan dan jadi norma baru, bahkan di Indonesia.

"Enggak perlu menunggu 5-10 tahun, situasinya sudah terjadi sekarang ini. Online dating sites akan bertahan dalam waktu yang lama," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com