"Ngobrol sama cewek udah ratusan ya. Kalau ketemu udah puluhan dari berbagai daerah. Bandung, Jakarta, paling banyak Bogor. Buat iseng-iseng berhadiah lah," katanya berkelakar.
Helmi mengatakan dulunya Tinder murni digunakan untuk mencari teman kencan. Namun kini, banyak juga perempuan yang menjajakan "cinta".
"Ada yang ‘jualan’, karena ada juga yang emang nyari. Pernah juga kok saya BO (booking order)," kata dia.
Cap cinta satu malam itu boleh jadi tengah dihapus oleh Tinder. Selama beberapa pekan terakhir, di berbagai sudut jalan Ibu Kota, di bioskop, media sosial, hingga televisi, muncul iklan Tinder.
Dengan tagar #CariJodohApaAja, Tinder menawarkan aplikasinya bagi yang ingin mencari kesamaan minat. Mulai dari jodoh carpool karaoke, makan durian, silent disco, uji nyali, hingga mengejar ombak.
Pasalnya, Tinder tak akan berhasil mengepakkan sayapnya ke Indonesia dan seluruh Asia dengan citra aplikasi pencari teman tidur.
Budaya ketimuran dengan standar norma kesusilaan dan moral yang tinggi masih dijunjung di berbagai belahan Asia. Tinder harus menyesuaikan aplilkasinya dengan budaya setempat.
Regional Director Tinder East Asia Lyla Seo mengatakan pengguna di Indonesia cenderung lebih banyak dan lebih lama mengobrol di aplikasi ketimbang pengguna dari negara lain.
"Mereka suka saling mempelajari diri masing-masing dan mereka suka membicarakan minat satu sama lain," kata Seo seperti dikutip The Jakarta Post.
"Kami juga melihat pengguna Tinder di Indonesia menggunakan aplikasi ini sesuai keinginan mereka dan berdasarkan konteks budaya mereka," tambah Seo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.