Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/04/2023, 11:14 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Cuaca yang panas dan teriknya matahari di siang hari tidak hanya dapat meningkatkan risiko dehidrasi, tetapi juga memperbesar kemungkinan terserang kanker kulit.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena kanker kulit adalah dengan tidak terpapar sinar matahari. Namun, kesibukan dan beragam aktivitas membuat kita mau tidak mau terekspos dengan pancaran sinar matahari.

Penggunaan tabir surya akhirnya menjadi alternatif untuk mengurangi efek dari kilauan sinar matahari. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa tabir surya tidak hanya ada sunblock tetapi juga sunscreen? Lantas apa perbedaan dari keduanya?

Apa bedanya sunblock dan sunscreen?

Tabir surya sudah beredar di pasaran dan mudah dijumpai di mal ataupun supermarket. Umumnya, orang akan langsung meraih sunblock yang dipercaya mampu menghalau dampak negatif dari cahaya matahari.

Namun tidak hanya sunblock, sunscreen adalah salah satu jenis tabir surya atau pelindung matahari yang bisa dioleskan pada kulit. Keduanya memiliki manfaat atau kegunaan yang sama hanya saja memiliki komposisi dan cara kerja yang berbeda.

Sunblock biasanya terbuat dari bahan zinc oxide atau titanium oxide yang dapat menahan sinar ultraviolet matahari dengan cara memantulkan kembali cahaya matahari. Konsistensi sunblock lebih kental, sehingga sulit untuk dioleskan secara merata di kulit.

Dari segi penampilan, sunblock tidak terlihat bagus karena memiliki warna yang buram dan tidak merata di kulit.

Baca juga: Cuaca Panas, Jangan Malas Pakai Krim Tabir Surya demi Kesehatan Kulit

Sementara itu, tabir surya jenis sunscreen terbentuk dari kandungan oxybenzone, para-aminobenzoic acid (PABA), dan avobenzone. Kandungan-kandungan tersebut melindungi kulit dari pancaran sinar matahari dengan menyerap sinar UV sebelum masuk ke kulit.

Beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap kandungan PABA atau oxybenzone dalam tabir surya jenis sunscreen dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan tabir surya jenis sunblock.

Selain itu, terkadang dalam sunscreen ditambahkan minyak, pengharum, ataupun antiserangga. Oleh karenanya, kita perlu memeriksa kandungan bahan sunscreen yang bisa menimbulkan alergi atau iritasi pada kulit.

Apabila kamu memutuskan untuk membeli tabir surya jenis sunscreen, hindari sunscreen yang diberikan tambahan kandungan antiserangga, karena sunscreen perlu dioleskan secara berulang, sedangkan antiserangga hanya boleh dioleskan sesekali saja pada kulit.

Baca juga: Suka Aktivitas Luar Ruang? Perhatikan 7 Cara Penggunaan Tabir Surya

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Manakah jenis tabir surya yang lebih baik untuk digunakan?

Keduanya memiliki kegunaan yang sama dan tidak ada yang lebih unggul dari satu sama lainnya. Saat membeli tabir surya sunscreen ataupun sunblock yang harus diperhatikan adalah tingkatan SPF dan perlindungan terhadap jenis UV yang diberikan.

Pilihlah tabir surya yang memiliki SPF yang minimal 30 ke atas, mampu melindungi dari terpaan sinar UVA dan UVB matahari, serta tahan terhadap air.

Namun, ketahanan tabir surya dalam air biasanya hanya berkisar 40 sampai 80 menit. Setelahnya, kita perlu mengoleskan tabir surya kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com