Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/08/2019, 10:54 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak ibu menyusui menyimpan Air Susu Ibu (ASI) perah di lemari es. ASI disimpan pada suhu tertrntu agar tidak terkontaminasi kuman.

Namun, kejadian pemadaman listrik di sebagian wilayah di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek, tentunya membuat banyak ibu khawatir ASI perah yang disimpan di kulkas bakal rusak.

Ketika menghadapi pemadaman listrik berkepanjangan, apa yang harus dilakukan terhadap ASI perah di lemari es?

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat, Nia Umar mengingatkan untuk tidak membuka-tutup kulkas ketika listrik mati.

Baca juga: Ahli Tegaskan, Tidak Ada Susu Formula yang Lebih Baik dari ASI

"Tutup saja terus kulkas jangan dibuka, dan jangan taruh apapun di kulkas kalau sudah mati lampu. Jangan dibuka-tutup," kata Nia di Jakarta, Senin (5/8/2019).

Jika kondisi listrik masih menyala, bentengi ASI perah dengan balok-balok es dan kertas koran yang diremas-remas agar suhu dingin tetap terjaga.

Jika titik beku masih terjaga, Nia mengatakan, kondisi ASI perah biasanya akan tetap terjaga dengan baik dan tidak berubah.

"Yang penting dia masih beku, titik beku itu ada. Biasanya ASI memang ada bau khas, itu bukan bau yang kata orang bau basi," ujar dia.

Baca juga: ASI, Baiknya Dipompa Pakai Tangan atau Alat?

Namun, tanda lainnya bahwa ASI perah tersebut tidak bisa diberikan pada bayi adalah bayi itu sendiri yang menolak untuk mengonsumsi.

"Kalau menolak itu tanda dia enggak mau mengonsumsi. Tapi selama masih ada titik beku masih enggak apa-apa," ucap Nia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com