Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Terpapar Polusi Udara Bisa Merusak Otak

Kompas.com - 07/08/2019, 21:28 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Merasa indra penciumanmu berkurang ketajamannya? Hati-hati, bisa jadi kamu sudah mengalami efek dari paparan kualitas udara yang buruk, yang mana hal tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit neurologis, seperti Parkinson dan Alzheimer.

Demikian menurut sebuah studi baru yag diterbitkan dalam jurnal eLife. Temuan terbaru mendukung hasil penelitian sebelumnya, yang menunjukkan berkurangnya kemampuan indra penciuman bisa menjadi tanda awal dari perkembangan kondisi neurologis.

Para peneliti dari Universitas Penn State mempelajari bagaimana polusi memicu perkembangan penyakit melalui udara yang kita hirup.

Studi terbaru berfokus pada hubungan antara kualitas udara yang buruk dan aliran cairan cerebropinal dalam tubuh.

Baca juga: Jangan Olahraga di Luar Ruangan Saat Polusi Udara Tinggi

Cairan ini biasanya muncul di sekitar sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang.

Studi sebelumnya menunjukkan, bahwa flow of cerebrospinal fluid (CSF) atau aliran cairan serebrospinal berfungsi sebagai "bantalan" yang melindungi sistem.

Studi Penn State menunjukkan, bahwa cairan itu juga membantu aliran limbah keluar dari otak dan area tulang belakang, menurut Patrick Drew, penulis studi dan profesor di Penn State.

"Kami melihat CSF membantu mengeluarkan limbah melalui hidung," katanya.

"Saya mencoba memberi cairan serebrospinal dengan pewarna untuk percoban lain," ujar Jordan Norwood, penulis studi dan mahasiswa pascasarjana di Penn State.

"Kami melihat cairan serebrospinal yang diwarnai ini mengalir keluar melalui hidung," lanjutnya.

Baca juga: 6 Tips Cegah Efek Buruk Polusi Udara pada Anak

Parkinson dan Alzheimer telah dikaitkan dengan rusaknya protein dalam tubuh. Para peneliti menemukan, bahwa polusi udara dapat mengganggu aliran CSF yang bertugas membantu menghilangkan zat-zat yang salah di dalam tubuh.

"Menurunnya aliran CSF tampaknya menjadi faktor yang berkontribusi terhadap penumpukan racun metabolit dan protein yang menyebabkan gangguan neurodegeneratif," kata para peneliti.

Dalam percobaan dengan tikus, tim peneliti menemmukan bahwa polusi udara memengaruhi aliran CSF di hidung dengan merusak neuron sensorik penciuman, yang kemudian menyebabkan kemampuan indra penciuman menurun.

Namun, mereka mencatat penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan mereka.

"Selanjutnya, kami ingin berkolaborasi dengan laboratorium di Institut Penelitian Material yang bekerja dengan partikel bahan bakar jelaga atau jet untuk melihat apakah terdapat efek yang sama," kata Norwood.

Baca juga: Seberapa Efektif Masker Melindungi dari Bahaya Polusi Udara?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com