Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa "Terhukum" Saat Lakukan HIIT? Coba Olahraga Intensitas Rendah

Kompas.com - 09/08/2019, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Melompat ke sana-sini ketika melakukan HIIT memang baik untuk jantung, namun tidak bagi lutut.

Jika kamu memiliki masalah sendi, olahraga yang lebih lambat dan terkontrol bisa menjadi cara terbaik untuk melindungi diri.

Baca juga: HIIT Bisa Bikin Sembelit, Apa Alasannya?

Group Exercise Manager di Virgin Active, Jason Bristow mengatakan, orang-orang yang  rutin pergi ke gym juga membutuhkan waktu untuk pemulihan.

Mereka melakukan latihan yang lebih rendah intensitasnya, namun masih memberikan keringat.

"Cara ini membuat risiko cedera berkurang, sementara level kebugaran tetap meningkat."

"Ini juga memberikan waktu bagi otot-otot kita melakukan pemulihan setelah latihan intensif," kata dia.

2. Meningkatkan keseimbangan dan stabilitas

Menurunkan kecepatan gerakan berarti setiap gerakan yang kita lakukan perlu lebih terkontrol dan stabil.

Untuk itu, kita butuh keseimbangan yang baik. Rutin melatih otot perut dan melakukan gerakan-gerakan lambat dengan beban akan membantu mendapatkan stabilitas itu.

Memilih olahraga intensitas rendah bukan berarti kita menghindari keringat.

Sebab, Jason mengatakan, latihan intensitas rendah juga tetap meningkatkan denyut jantung, meskipun tergolong olahraga low impact atau malah no impact.

"Olahraga intensitas rendah sangat baik untuk orang-orang yang baru memulai olahraga atau kembali setelah cedera."

"Juga untuk mereka yang sedang dalam masa istirahat dan mau melengkapi HIIT mereka," kata Jason.

Baca juga: Mana yang Paling Efektif, Sprint, HIIT atau Lari Intensitas Moderat?

Olahraga semacam ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja serta hanya membutuhkan sedikit alat dan biaya.

Beberapa contoh latihan intensitas rendah antara lain jalan kaki, bersepeda, bahkan berenang.

Jika ingin melakukannya di gym, kita bisa melakukan jalan jarak jauh di atas treadmill dengan kecepatan stabil, diikuti dengan sepeda statis.

"Selama denyut jantung tidak naik terlalu tinggi, maka akan dihitung sebagai LISS (latihan intensitas rendah dan stabil)," ujarnya.

Tentu, hasil yang didapatkan juga bergantung pada level kebugaran setiap orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com