Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2019, 13:59 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Faktor keberlanjutan atau kelestarian lingkungan kini menjadi pertimbangan banyak orang dalam membeli produk. Begitu pula dalam membeli deterjen. Jika kamu salah satunya, deterjen cair banyak menggunakan kemasan plastik.

Sementara itu, ada beberapa deterjen bubuk yang kemasannya menggunakan kertas karton.

Kebanyakan plastik kemasan saat ini belum bisa didaur ulang sepenuhnya. Akibatnya, membeli produk dengan kemasan plastik sama dengan menyumbang lebih banyak sampah plastik.

Selain itu, karena mengandung banyak air, deterjen cair lebih berat untuk diangkut sehingga menghasilkan lebih banyak gas ke atmosfer.

5. Ketahanan

Bahan pembersih deterjen bubuk cenderung lebih stabil daripada cair, sehingga bahan pembersih mereka bertahan lebih lama.

Sementara bahan pembersih pada deterjen cair kehilangan kekuatannya ketika bercampur dengan air.

Jika kamu adalah tipe orang yang lebih suka beli dalam kemasan besar, deterjen bubuk adalah opsi yang lebih baik karena lebih awet untuk disimpan.

6. Tingkat bercampur dengan air

Deterjen bubuk cenderung lebih sulit bercampur dengan suhu air. Beberapa merek bahkan tidak larut dengan air dingin.

Jika kamu memiliki banyak pakaian yang hanya bisa dicuci dengan air dingin atau memang lebih sering mencuci dengan air dingin, maka deterjen bubuk menjadi masalah.

Mencuci dengan air dingin dan deterjen bubuk membutuhkan waktu mencuci lebih karena bubuk deterjen yang tidak larut berpotensi meninggalkan residu pada pakaian. Sementara deterjen cair bekerja sangat baik dengan berbagai suhu air.

Ketika menggunakannya, pakaian tidak akan mudah menyusut atau pudar.

7. Keduanya bisa berbahaya bagi mesin cuci

Deterjen bubuk yang tidak larut bisa terselip ke sistem drainase dan menyumbat saluran. Di sisi lain, analisa Consumer Reports menemukan bahwa penutup kemasan deterjen cair jarang memiliki pengukuran yang jelas, sehingga konsumen sering menggunakannya terlalu banyak.

Konsumen juga lebih sulit untuk menentukan berapa banyak deterjen cair yang dibutuhkan untuk jumlah cucian tertentu.

Kelebihan busa bisa menyebabkan beberapa masalah, seperti siklus pembilasan yang lebih panjang.

Jadi, ingatlah jika pakaian yang dicuci kotor, bau dan banyak noda, memberi lebih banyak deterjen bukan merupakan solusi yang baik.

Sebab jika deterjen tersebut berbusa setelah siklus pencucian, pakaianmu tidak akan menjadi bersih.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com