Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan, 5 Hal Terkait Olahraga bagi Ibu Hamil

Kompas.com - 12/08/2019, 17:13 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sebuah penelitian terbaru di East Carolina University, Amerika Serikat mengungkap, perempuan yang tetap berolahraga di saat hamil tak hanya membantu dirinya sendiri, tapi juga bayi di dalam kandungannya.

Disebutkan, bayi yang baru lahir dari rahim ibu yang berolahraga ketika hamil, memiliki fungsi jantung yang lebih baik.

Selain itu, bayi tersebut juga mampu melewati tahapan pergerakannya lebih cepat dibandingkan bayi lain, dengan ibu yang tak berolahraga.

Baca juga: Olahraga di Masa Kehamilan Tak Cuma Bermanfaat bagi Ibu

Nah,berikut ini adalah lima pertanyaan yang kerap muncul terkait dengan aktivitas olahraga bagi ibu hamil.

1. Seberapa sering olahraga harus dilakukan?

The American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) merekomendasikan agar ibu hamil berolahraga dalam mode aerobik moderat setidaknya 150 menit dalam seminggu. 

2. Olahraga macam apa yang baik bagi ibu hamil?

ACOG merekomendasikan agar mereka yang hamil tetap aktif bergerak, dengan cara berjalan, berenang, atau pun olaharaga air lainnya.

Bisa juga melakukan sepeda statis, dan memodifikasi gerakan yoga serta pilates.

Baca juga: Pilates Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?

Sementara, bagi perempuan yang sebelumnya sudah terbiasa lari, mereka masih dapat melakukan aktivitas sejenis, namun harus memastikannya kepada dokter terlebih dahulu. 

3. Adakah olahraga yang wajib dihindari?

Menjauhlah dari olahraga yang memungkinkan terjadinya cedera pada ibu dan janin, jika terjatuh.

Misalnya, aktivitas seperti skydiving, scuba diving, dan bermain ski. 

ACOG merekomendasikan untuk tak melakukan olahraga dengan kontak fisik, yang mungkin bisa mengenai perut.

Misalnya, olahraga sepakbola atau bola basket, atau pun yoga dan pilates yang berat, yang mungkin membuat ibu hamil sangat kelelahan. 

Baca juga: 5 Tanda Kelelahan Kerja dan Cara Mengatasinya

4. Adakah alasan untuk tidak berolahraga ketika hamil?

Setiap perempuan seharusnya berkonsultasi dengan bidan atau dokter kandungan tentang jenis dan jumlah olahraga yang harus mereka lakukan saat hamil.

Wanita yang berisiko tinggi untuk persalinan prematur atau yang memiliki anemia berat, tekanan darah tinggi, tak boleh berolahraga ketika hamil.

Demikian pula dengan mereka yang mengalami plasenta previa setelah 26 minggu kehamilan, insufisiensi serviks, dan beberapa jenis penyakit jantung dan paru-paru.

5. Apa tindakan pencegahan yang harus dilakukan ibu hamil saat olahraga di masa hamil?

Menurut ACOG, wanita hamil harus menghindari berdiri diam atau berbaring telentang dan sebanyak mungkin melakukan hidup aktif, termasuk berolahraga.

Baca juga: Demi Kesehatan, Hindari Tidur dengan Posisi Telentang

ACOG juga merekomendasikan minum banyak air, selama dan setelah latihan, agar tetap terhidrasi.

Lalu, jangan lupa mengenakan pakaian longgar dan tidak berolahraga dalam panas, untuk menghindari menjadi dari kondisi tubuh yang terlalu panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com