Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2019, 22:18 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Bepergian adalah bagian dari kehidupan banyak orang. Ada banyak alasan yang mengharuskan seseorang untuk berpergian, entah itu untuk urusan bisnis, tugas kantor, atau urusan keluarga.

Sayangnya, ada kalanya rencana tak berjalan baik, seperti kondisi kesehatan yang tak terduga dan mengharuskan kita menjalani operasi.

Padahal, kamu harus terbang ke luar negeri dalam 15 hari.

Dengan kondisi itu, dokter tentu harus tetap melakukan operasi, yang kemudian akan mencegah kamu bepergian selama masa pemulihan.

Tetapi sebenarnya, perlu berapa waktu setelah operasi hingga dokter mengizinkan memesan tiket pesawat?

Baca juga: 6 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Naik Pesawat

Dokter umumnya menyarankan pasien menghindari penerbangan selama sebulan setelah operasi.

Hal itu untuk menghindari risiko deep vein thrombosis (DVT) atau pembekuan darah. Naik pesawat ataupun melakukan perjalanan selama berjam-jam dapat menyebabkan pembekuan di pembuluh darah dalam yang bisa mematikan.

Darah bisa berjalan dari kaki menuju ke paru-paru dan menciptakan penyumbatan yang disebut emboli paru.

"Pasien berisiko tinggi mengalami pembekuan darah dalam empat minggu pertama setelah operasi," kata Stuart Seides, ahli jantung dari Medstar Heart Institute.

Baca juga: Menjaga Kulit Tetap Sehat Ketika Bepergian dengan Pesawat

Meski demikian, sejauh ini DVT jarang terjadi selama perjalanan. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan pembekuan darah terjadi pada satu dari setiap 6.000 perjalanan.

Layanan Kesehatan Nasional merekomendasikan, agar pasien beristirahat selama satu hingga sepuluh hari setelah operasi. Tetapi, itu tentu tergantung pada prosedur dan waktu pemulihan yang disarankan oleh para dokter.

Maskapai penerbangan umumnya juga memiliki peraturan sendiri, untuk orang-orang yang baru saja menjalani operasi sebelum melakukan penerbangan dengan mereka. Karena itu, penting untuk menghubungi maskapai sebelum kamu memesan tiket pesawat.

Tiga faktor berikut meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah selama penerbangan:

1. Dehidrasi

Ketika orang berpindah ke suatu tempat, mereka biasanya lupa untuk mengonsumsi jumlah cairan yang tepat. Ini menjadikan dehidrasi sebagai masalah umum bagi para pelancong.

Selain aliran cairan yang buruk di dalam tubuh, dehidrasi juga bisa memicu pembekuan darah. Minum lebih sedikit air dengan tingkat kelembaban yang rendah di dalam pesawat juga bisa meningkatkan risiko pembekuan darah.

2. Kopi dan beer

Kopi berkafein dan minuman beralkohol adalah diuretik alami. Mengonsumsinya lebih banyak dari air juga dapat menyebabkan dehidrasi.

3. Imobilitas

Penerbangan yang panjang membuat kita tak bisa leluasa bergerak, karena harus duduk selama berjam-jam. Kondisi ini juga meningkatkan risiko pembekuan darah.

Baca juga: 10 Cara Agar Lebih Nyaman Saat Naik Pesawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com