"Kami pikir kami akan membuat enzim lebih buruk, dengan demikian dapat memahami bagaimana mereka berkembang untuk memecah plastik," jelas Beckham.
Di alam, enzim membutuhkan waktu berabad-abad untuk mendegradasi plastik PET. Kini, klaim Beckham, enzim bermutasi dalam beberapa minggu atau bulan.
"Kami bekerja untuk membuatnya mempersingkat pengerjaan (degradasi plastik PET), yang akan sangat menarik."
Baca juga: Komunitas di Haiti Olah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen
Terobosan besar kedua melibatkan botol plastik yang ditumbuk dan mencampurnya dengan zat yang dapat terbiodegradasi yang ditemukan pada tanaman.
"Ketika kami menggabungkannya dengan cara yang sangat spesifik, kami dapat membuat jenis bahan plastik yang benar-benar baru seperti komposit."
Ini adalah jenis material komposit serupa yang ditambahkan ke fiberglass untuk membuat seperti papan selancar, papan seluncur salju, suku cadang mobil dan bilah turbin angin.
Barang-barang hasil olahan tersebut juga dianggap lebih ringan dan kuat dibanding dari material umumnya.
Harapannya, kata Beckham, terobosan ilmiah seperti ini akan membuat plastik lebih mungkin untuk digunakan kembali.
Baca juga: Saatnya Indonesia Mengurangi Sampah Plastik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.