Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2019, 21:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Masalah lingkungan yang terkait sampah plastik menjadi salah satu isu besar.

Oleh karena itu, banyak sejumlah orang mulai ikut serta menyelesaikannya, tak terkecuali ilmuwan National Renewable Energy Laboratory (NREL), Gregg Beckham yang merasa tergugah.

"Saya sudah seringkali pergi ke beberapa tempat selama 15 tahun terakhir, dan prevalensi plastik yang saya amati di lautan meningkat, setidaknya di tempat-tempat yang sering saya kunjungi," katanya.

Kesedihan Beckham tentang situasi itu berbuah dorongan untuk membuat perbedaan.

"Ini adalah sesuatu hal bagi ilmuwan dan insinyur seperti saya di mana termotivasi mulai mengerjakannya untuk melihat, apakah kita dapat menemukan solusi memperbaiki masalah besar ini?" kata Beckham.

Baca juga: Adidas Parley, Mengubah Sampah Plastik Menjadi Sepatu

Salah satu langkah yang dilakukan Beckham bersama tim adalah menemukan cara untuk membuat plastik PET bekas--jenis yang digunakan dalam botol, wadah, dan poliester--lebih berharga untuk didaur ulang, sehingga memberi orang alasan untuk tidak membuang ke tempat pembuangan sampah dan saluran air.

Nah, terobosan yang dilakukan Beckham adalah dengan mempelajari struktur enzim pada bakteri yang ditemukan memakan plastik di pabrik daur ulang botol di Jepang.

 

"Kami pikir kami akan membuat enzim lebih buruk, dengan demikian dapat memahami bagaimana mereka berkembang untuk memecah plastik," jelas Beckham.

Di alam, enzim membutuhkan waktu berabad-abad untuk mendegradasi plastik PET. Kini, klaim Beckham, enzim bermutasi dalam beberapa minggu atau bulan.

"Kami bekerja untuk membuatnya mempersingkat pengerjaan (degradasi plastik PET), yang akan sangat menarik."

Baca juga: Komunitas di Haiti Olah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen

Terobosan besar kedua melibatkan botol plastik yang ditumbuk dan mencampurnya dengan zat yang dapat terbiodegradasi yang ditemukan pada tanaman.

"Ketika kami menggabungkannya dengan cara yang sangat spesifik, kami dapat membuat jenis bahan plastik yang benar-benar baru seperti komposit."

Ini adalah jenis material komposit serupa yang ditambahkan ke fiberglass untuk membuat seperti papan selancar, papan seluncur salju, suku cadang mobil dan bilah turbin angin.

Barang-barang hasil olahan tersebut juga dianggap lebih ringan dan kuat dibanding dari material umumnya.

Harapannya, kata Beckham, terobosan ilmiah seperti ini akan membuat plastik lebih mungkin untuk digunakan kembali.

Baca juga: Saatnya Indonesia Mengurangi Sampah Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com