FDA melakukan pengujian terhadap seluruh persediaan obat Dephan sejak 1986 hingga 2016.
Apa hasilnya?
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui apakah obat yang kedaluwarsa harus dibuang atau tidak ini memakai 122 jenis obat dalam 3.005 kelompok.
"Ternyata 88 persen dari 3.005 obat itu masih dapat diperpanjang tanggal kedaluwarsanya hingga rata-rata 66 bulan," kata Bergquist.
Tetapi, Berquist tak akan menganjurkan pasiennya mengonsumsi obat kedaluwarsa karena terdapat dua skenario yang berkaitan dengan obat kedaluwarsa.
Pertama, jika seseorang harus rutin mengonsumsi obat seperti nitrogliserin atau isulin, maka obat harus terjaga kualitasnya dan harus menghindari obat kedaluwarsa.
Kedua, jika seseorang mengalami sakit ringan, semisal demam atau sakit kepala, mengonsumsi obat kedaluwarsa tidak terlalu menjadi masalah.
Baca juga: Ibu Hamil Mengaku Minum 38 Butir Obat kedaluwarsa, Puskesmas Kamal Muara Merasa Hanya Dugaan
Namun, sebisa mungkin harus dihindari.
"Tidak apa-apa bila Anda hanya punya obat kedaluwarsa di rumah. Masih aman untuk mengonsumsinya walaupun keampuhannya sudah tidak 100 persen," ujar Bergquist.
Berbahaya
Wakil Direktur Office of Complinance di FDA's Center for Drug Evaluation and Research mengatakan, produk medis yang kedaluwarsa bisa kurang efektif dan berisiko karena perubahan komposisi kimia atau manfaat yang berkurang.
Obat kedaluwarsa berisiko menjadi tempat bertumbuhnya bakteri dan memungkinkan antibiotik gagal mengobati infeksi.
Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius dan resistensi antibiotik.
"Setelah tanggal kedaluwarsa berlalu, tidak ada jaminan bahwa obat tersebut akan aman dan efektif," kata Bernstein.
"Jika obat Anda telah melewati kedaluwarsa, jangan menggunakannya," kata dia.