Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2019, 07:07 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jerawat mungkin sudah menjadi masalah kulit yang dianggap biasa oleh banyak orang, tapi tidak bagi seorang Valencia Nathania.

Perempuan berusia 22 tahun itu pernah merasakan depresi berat karena jerawat yang memenuhi permukaan kulit wajahnya.

Jerawat parah bahkan membuatnya mengurung diri di kamar dan enggan bertemu dengan siapapun.

“Semua orang seolah jadi seperti dokter. Menilai aku salah pakai produk ini, itu. Hal itu bikin aku depresi dan enggak keluar rumah sama sekali karena satu muka jerawatan,” kata Valencia.

Valencia memang memiliki masalah jerawat sejak memasuki usia pubertas. Hal itu diperparah dengan kondisi kulitnya yang memang rentan tumbuh jerawat dan kebiasaannya saat itu yang jarang mencuci muka dengan sabun khusus atau melakukan perawatan kulit lainnya.

Ia sempat menemukan sebuah produk perawatan kulit asal Korea Selatan, namun sayangnya produk tersebut belakangan berhenti diproduksi.

Pada periode yang sama, ia juga menggunakan sebuah obat kulit yang membuatnya ketergantungan dan obat itu belakangan juga tak lagi diproduksi.

“Saat itu aku kehilangan semua skin care yang aku pakai dan membuatku jerawatan parah, langsung purging seluruh muka,” ucapnya.

Banyak mengurung diri di kamar membuat Valencia banyak berselancar di dunia maya, mengumpulkan informasi-informasi untuk mengatasi masalah kulit yang membuatnya stress berkepanjangan itu.

Dari pencarian tersebut, salah satu yang ditemukannya adalah sebuah akun YouTube yang banyak membagikan tips-tips kecantikan dan perawatan kulit.

Dari banyak informasi yang didapatkannya dari akun tersebut, Valencia mulai menerima kondisi kulitnya yang memang rentan terserang jerawat dan kemudian banyak belajar mengenai perawatan kulit.

Tak berhenti sampai di situ, minat Valencia untuk belajar lebih banyak soal perawatan kulit membuatnya mengambil kelas di Formula Botanica, platform belajar online dari Inggris untuk ilmu kosmetik organik dan mulai mencoba membuat produk perawatan kulit sendiri.

Dari situlah ia mulai mencoba peruntungan membuat merek skin care sendiri, bekerja sama dengan temannya yang memiliki pabrik kosmetik.

Tak main-main, Valencia menggodok produknya hingga sekitar satu tahun hingga pada akhirnya diluncurkan Maret 2019. Meski mengaku prosesnya tak mudah, namun Valencia berharap produknya bisa membantu orang-orang yang punya masalah serupa dengannya dulu.

“Prosesnya susah banget dan aku harus yakin ini yang terbaik untuk kulit orang-orang, bukan cuma kulitku. Aku harus sediakan untuk kulit teman-teman yang memang acne prone skin juga,” tuturnya.

Saat ini, Harlette Beauty memiliki tiga jenis produk, yaitu day crème, gentle facial wash dan sleeping mask yang ketiganya menggunakan bahan dasar oat milk.

Pelanggan biasanya membeli satu rangkaian produk. Namun, pelanggan disarankan berkonsultasi terlebih dahulu agar produk yang dibelinya benar-benar menjawab masalah kulit yang dihadapi.

Bukan tanpa alasan Harlette Beauty baru meluncurkan tiga jenis produk. Menurut Valencia, pemilik kulit sensitif seperti dirinya sebetulnya hanya membutuhkan produk perawatan kulit yang benar-benar dibutuhkan. Sebab, menggunakan produk berlebihan justru akan membuat jerawat semakin subur.

“Jadi menurutku yang penting dulu aja, facial wash moisturizer dan krim malam (sleeping mask),” katanya.

Peduli kesehatan mental

Skin care lokal saat ini memang tampak sedang naik daun. Namun, Valencia mengakui dirinya meluncurkan merek sendiri bukan karena mengikuti tren. Baginya, masalah kulit, dalam hal ini jerawat, tidak hanya sekadar penampilan melainkan juga kesehatan mental.

Valencia begitu tersentuh dengan banyaknya curhat para pelanggan yang ditemuinya di media sosial tentang masalah kulit yang sama seperti yang dialaminya dulu.

“Mereka butuh dukungan. Satu-satunya yang bisa mendukung adalah orang yang punya jerawat juga,” kata dia.

Itulah mengapa Valencia memilih tidak terlalu jorjoran mempromosikan orang-orang untuk memakai produk kecantikan tertentu. Sebab baginya, kecantikan tidak melulu dari luar, melainkan juga dari dalam yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan mental kita.

“Bagaimana kita bisa menerima diri kita, menjaga pola makan, gaya hidup, baru setelah itu produk,” ujarnya.

Ke depannya, Valencia berencana menambah jenis produknya dengan membuat serum dan toner. Namun rencana itu tidak akan direalisasikannya secara terburu-buru karena ingin melakukan riset yang mendalam demi menghasilkan produk berkualitas.

Lebih jauh, ia bermimpi agar masyarakat Indonesia bangga menggunakan produk sendiri dan membuat dunia menyadari bahwa Indonesia punya kualitas skin care yang baik.

Valencia belajar, salah satunya dari bagaimana orang-orang Korea Selatan begitu mencintai produk-produk bangsa mereka sendiri. Hal itu diamatinya ketika mendapat kesempatan pertukaran pelajar ke negeri ginseng.

“Aku pernah tanya ke orang Korea kenapa lebih suka pakai skin care Korea. Jawabannya sederhana: “because I’m Korean (karena aku orang Korea)”.”

“Suatu saat aku yakin seiring berjalannya waktu, skin care lokal kita akan terus berkembang,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com