Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik, Orang-orang Tertua di Dunia Mungkin Sebenarnya Tak Setua Itu

Kompas.com - 19/08/2019, 09:50 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Untuk memahami apa yang mungkin menyebabkan perbedaan temuan tersebut, sebaiknya melihat Amerika Serikat sebagai studi kasus.

Pada akhir abad ke-19, AS mengklaim, populasi supercentenarian mereka jauh lebih besar.

Namun yang terjadi kemudian, pada sekitar pergantian abad ke-20, jumlah itu terus menurun.

Pola itu pun tidak ada hubungannya dengan kemunduran kualitas kesehatan negara tersebut.

Bahkan, harapan angka hidup secara keseluruhan terus meningkat, tetapi jumlah supercentenarians turun.

Baca juga: Nasihat Wanita Tertua di Dunia, Jangan Nikah dan Banyak Makan Telur

Alih-alih, yang telah berubah adalah kebiasaan manusia dalam mencatat. Atau, lebih khusus, lagi metode pencatatan data usia yang menjadi jauh lebih baik.

Di AS, negara bagian mulai merekam informasi penting dengan merujuk pada akta kelahiran dan kematian, pada waktu yang berbeda. 

Nah, setiap kali suatu negara bagian mulai secara resmi merekam data kelahiran, dan jumlah warga berumur di atas 110 tahun, secara misterius jumlah populasinya turun 69-82 persen.

Jika demikian, artinya untuk setiap 10 data supercentenarian, 7-8 orang ternyata lebih muda usianya dari yang mereka akui.

Mungkin, itu tidak langsung berarti bahwa mereka berbohong. Mungkin, kenyataan itu mencerminkan adanya kesalahan pencatatan.

Sehingga, supercentenarian terasa lebih umum, terutama di daerah dengan catatan yang buruk.

Lalu, bagaimana dengan manusia-manusia tertua yang hidup di Italia dan Jepang?

Salah data dan penipuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com