Hasil ini bukanlah hasil yang baik. Sudah banyak bukti yang menyebut bahwa konsumsi daging olahan tidak hanya meningkatkan risiko kanker, tapi juga obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Salah seorang penulis studi yang juga seorang associate professor di Tuffs University, Fang Fang Zhang, M.D., Ph.D., menambahkan, daging olahan bukan satu-satunya ancaman pola makan yang terkait dengan risiko kanker.
Pola makan rendah serat seperti gandum utuh juga dikaitkan dengan risiko kanker. Pilihan makan yang buruk seperti rendah sayur-sayuran dan buah-buahan serta konsumsi minuman tinggi gula semakin memperburuk risiko.
Zhang mengatakan, sekitar 5 persen dari semua kasus kanker invasif di kalangan orang dewasa Amerika dikaitkan dengan pola makan yang buruk.
Angka tersebut sedikit lebih rendah daripada alkohol (6 persen) dan berat badan berlebih (sekitar 8 persen, tetapi lebih tinggi dari kanker yang dikaitkan dengan kebiasaan kurang gerak (3 persen).
Kasus kanker invasif baru juga terkait dengan pola makan yang buruk. Konsumsi daging olahan mengambil peran yang sangat besar di sana.
"Studi ini dan beberapa studi lainnya, menggarisbawahi pentingnya memperbaiki kebiasaan konsumsi kelompok makanan dan nutrisi tertentu," kata Zhang.
Baca juga: Daging Merah Vs Daging Putih, Mana yang Lebih Sehat?
Jadi, seberapa buruk daging olahan?
Sangat buruk. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), daging olahan masuk klasifikasi "kelompok 1 karsinogen". Hal-hal lainnya selain daging olahan yang juga ada pada kelomook tersebut adalah tembakau dan asbes.
Ahli gizi dari Minneapolis, Cindi Lockhart, R.D.N menjelaskan, risiko normal untuk kanker usus besar adalah 5 persen. Tetapi, ketika seseorang makan, meskipun hanya satu hot dog atau empat irisan bacon saja dalam sehari, risiko itu melonjak hingga 18 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.