Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Makan Daging Merah Olahan Tingkatkan Risiko Kanker

Kompas.com - 19/08/2019, 11:17 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daging merah olahan termasuk makanan yang praktis dan terasa nikmat di lidah. Namun, sebaiknya batasi jumlah konsumsinya. Sejumlah studi menemukan bahwa konsumsi banyak daging merah olahan bisa meningkatkan risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Jenis daging merah olahan yang laris antara lain sosis, bacon, kornet, salami, hingga daging burger.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada Journal of The Academy of Nutrition and Dietetics menemukan, jumlah daging olahan yang dikonsumsi warga Amerika Serikat tidak berubah selama 18 tahun terakhir.

Riset tersebut turut membahas manfaat konsumsi daging ikan. Namun kebanyakan orang Amerika justru mengkonsumsinya lebih sedikit daripada daging merah.

Peneliti melihat data pola makan sekitar 44.000 orang dewasa di atas usia 20 tahun yang berpartisipasi dalam Survei Kesehatan Nasional dan Pemeriksaan Nutrisi. Survei tersebut menelusuri pola asupan makan dari tahun 1999 hingga 2016.

Dalam jangka waktu tersebut, konsumsi olahan daging justru sedikit meningkat, dari 182 gram per minggu menjadi 187 gram.

Lima tipe daging yang paling banyak dikonsumsi antara lain daging deli, sosis, hot dog, ham, dan bacon.

Sementara konsumsi daging ikan hanya sekitar 115 gram per minggunya pada 1999 dan hanya naik beberapa gram pada titik akhir studi.

Baca juga: Awas, Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Olahan Bisa Sebabkan Kematian Dini

Jumlah yang cukup kontras ditunjukkan antara daging olahan dan daging non-olahan.

Konsumsi daging non-olahan justru menurun, dari 340 gram per minggu menjadi 284 gram. Peneliti menilai, hasil tersebut disebabkan konsumsi daging ayam yang meningkat.

Hasil ini bukanlah hasil yang baik. Sudah banyak bukti yang menyebut bahwa konsumsi daging olahan tidak hanya meningkatkan risiko kanker, tapi juga obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Salah seorang penulis studi yang juga seorang associate professor di Tuffs University, Fang Fang Zhang, M.D., Ph.D., menambahkan, daging olahan bukan satu-satunya ancaman pola makan yang terkait dengan risiko kanker.

Pola makan rendah serat seperti gandum utuh juga dikaitkan dengan risiko kanker. Pilihan makan yang buruk seperti rendah sayur-sayuran dan buah-buahan serta konsumsi minuman tinggi gula semakin memperburuk risiko.

Zhang mengatakan, sekitar 5 persen dari semua kasus kanker invasif di kalangan orang dewasa Amerika dikaitkan dengan pola makan yang buruk.

Angka tersebut sedikit lebih rendah daripada alkohol (6 persen) dan berat badan berlebih (sekitar 8 persen, tetapi lebih tinggi dari kanker yang dikaitkan dengan kebiasaan kurang gerak (3 persen).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com