JAKARTA, KOMPAS.com - Anak memerlukan nutrisi seimbang untuk mendukung kualitas kesehatannya di masa depan, termasuk konsumsi protein lewat susu.
Susu memang bukan sumber nutrisi utama ketika anak memasuki usia 1 tahun. Namun, susu tetap harus diberikan karena pada masa kanak-kanak mereka harus "menabung" zat-zat yang dibutuhkan oleh tulang.
Sayangnya, tak semua anak bisa mengkonsumsi susu sapi. Beberapa anak mengalami alergi sehingga pemberian susu sapi perlu dihindari.
Gejala alergi susu sapi bervariasi. Konsultan tumbuh kembang anak Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) menyebutkan, gejala ringan bisa berupa kulit sedikit memerah atau anak terus-terusan mengucek matanya.
Sementara gejala berat bisa buang-buang air hingga buang air besar berdarah. Untuk memastikan apakah gejala itu karena alergi atau penyebab lain, diperlukan pemeriksaan dokter.
Sebelum memutuskan memberi pengganti susu sapi, Rini menyarankan agar para orangtua berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
"Jika curiga harus segera bertanya atau penyakitnya tidak bisa teratasi karena sering kambuh sehingga tumbuh kembang terganggu," kata Rini pada peluncuran SGM Ekplor Advance+ Soya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).
Baca juga: Kiat Natasha Rizki Hadapi Anak yang Alergi Susu Sapi
Bagi anak yang mengalami alergi susu bisa mengonsumsi alternatif berupa protein terhidrolisa atau susu yang proteinnya telah dipecah menjadi bentuk lebih kecil untuk mengurangi risiko munculnya reaksi alergi.
Selain itu, anak juga bisa mengkonsumsi susu dengan formula kedelai. Namun, Rini menegaskan bahwa kedelai yang dimaksud berbeda dengan susu kedelai yang ada di pasaran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.