KOMPAS.com - Pernahkah kamu memakan sesuatu dalam keadaan perut yang sebenarnya sudah kenyang? Lalu, langsung merasa menyesal setelahnya?
Bila iya, kamu perlu berhati-hati. Pasalnya, kamu bisa jadi sedang mengidap gangguan makan yang disebut binge eating disorder (BED).
Apa itu binge eating?
Secara umum, makan berlebihan yang dilakukan sesekali termasuk wajar dan seharusnya tidak memicu kekhawatiran. Misalnya, makan banyak pada acara pesta, pernikahan, reuni keluarga, atau saat berlibur.
Namun ketika makan berlebihan sudah menjadi sebuah kebiasaan, hal ini patut diwaspadai.
Seperti kata binge yang memiliki arti ‘melakukan sesuatu secara berlebihan’, binge eating adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah luar biasa banyak di satu waktu.
Gangguan makan binge eating umumnya mulai terjadi pada saat masa remaja hingga di awal usia dua puluhan. Penyakit mental ini juga tergolong kronis (jangka panjang) dan dapat berlangsung hingga hitungan tahun.
Baca juga: Selebritas Korsel Lahap 5 Mangkuk Mie dalam 48 Detik, Ini Bahaya Makan Cepat
Kapan seseorang dikatakan mengalami binge eating disorder?
Inilah tanda-tanda jika seseorang mengalami gangguan makan binge eating disorder:
Pada masing-masing penderita, tingkat keparahan binge eating bisa berlainan. Kondisi ini bisa dilihat dari frekuensi binge eating yang dilakukannya dalam waktu seminggu.
Perlu bantuan dari dokter spesialis jiwa atau psikolog untuk mendiagnosis binge eating disorder secara pasti. Demikian pula dengan faktor yang menyebabkan penderita mengalami gangguan mental ini.
Baca juga: Melatih Kebiasaan Makan Secara Sadar
1. Pengaruh faktor keturunan atau genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemunculan binge eating disorder dipengaruhi oleh faktor genetik. Ini berarti, kemungkinan untuk mengalami BED menjadi lebih tinggi bila memiliki anggota keluarga yang juga mengalami penyakit yang sama.
2. Adanya perubahan pada struktur otak