Faktor ketiga adalah mikrobioma.
“Mikrobioma adalah organisme, virus, jamur, bakteri apa pun yang hidup di dalam tubuh manusia,” papar Dr. Rutchi Mathur, seorang ahli endokrinologi dan profesor kedokteran di Cedars-Sinai Medical Center.
“Mikrobioma yang paling melimpah sebenarnya ada di saluran Gastrointestinal, sehingga ketika kita berbicara tentang mikrobioma manusia, kebanyakan dari kita berbicara tentang mikroba saluran Gastrointestinal,” imbuhnya.
Kehadiran mikroba dalam usus sangat memengaruhi berat badan. Mereka memecah serat dan mengubahnya menjadi energi, sehingga mengatur nafsu makan.
Baca juga: Sudah Diet dan Olahraga Tapi Tetap Gemuk, Bisa Jadi karena Faktor Gen
Namun, diet "Barat" yang rendah serat dan tinggi lemak menghambat bakteri baik melakukan tugasnya.
"Dan tiba-tiba, kita agak mengacaukannya dengan memberikan semua hal yang tidak biasa mereka lakukan dan proses, dan saya pikir itu bagian dari apa yang kita lihat," kata Mathur.
Jadi, memang tidak seperti di masa lalu, bobot tubuh orang-orang di masa kini cenderung lebih berat, karena bahan kimia yang seakan membuat kita sulit hidup tanpanya, belum lagi kebiasaan mengonsumsi antidepresan, dan perubahan mikrobioma kita.
Baca juga: Lebih Gemuk Setengah Inci, Mantan Model Victorias Secret Ditolak Klien
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.