Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2019, 15:52 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demi menjaga tubuh tetap sehat, kita dianjurkan untuk menerapkan pola makan seimbang dan melakukan aktivitas fisik atau olahraga.

Namun, hati-hati mengalami overtraining alias kelelahan berlebih karena aktivitas olahraga yang terlalu tinggi.

Belum lagi, overtraining juga bisa menghasilkan radikal bebas dalam tubuh?

"Kena polusi, stres, overtraining juga membuat kita merasakan free radicals atau radikal bebas dalam tubuh."

Demikian diungkapkan dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.GK dalam peluncuran minuman susu Nutriboost di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (29/8/2019) kemarin.

Baca juga: 2 Olahraga Ngetren Tahun Ini, Mau Coba?

Secara umum, radikal bebas bisa ditangkal dengan mengonsumsi banyak antioksidan.

Misalnya lewat konsumsi banyak buah-buahan dan sayur-sayuran serta nutrisi lainnya.

Jangan lupa pula untuk beristirahat cukup. Sebab, ketika kita beristirahat, sel-sel tubuh akan melakukan regenerasi.

Overtraining

.KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO .
Olahraga memang baik dan dianjurkan. Namun, beberapa orang rentan mengalami overtraining.

Kondisi seperti apa yang dikategorikan overtraining?

Diana menyebutkan, rekomendasi aktivitas fisik adalah 150-300 menit per minggu. Namun, ingatlah, durasi tersebut tidak untuk dicapai dalam satu waktu.

Cara itulah yang bisa menyebabkan seseorang mengalami overtraining.

"Kan banyak orang enggak bisa olahraga rutin tapi sekali CFD, misalnya, langsung lari 10K. Pulang-pulang tepar. Itu yang enggak bagus," kata Diana.

Atur waktu olahraga menjadi sebuah rutinitas. Misalnya jika melakukannya lima kali dalam seminggu, kita cukup olahraga selama 30-60 menit per harinya.

Baca juga: BFF Run 2019, Berpadunya Healthy and Beauty dalam Olahraga Lari...

Selain itu, kita harus tetap menyelipkan hari istirahat atau rest day, karena tubuh membutuhkan waktu pemulihan.

"Tidak bisa setiap hari, misalnya karena mau cepat membentuk tubuh, nurunin berat badan. Enggak bisa. Tubuh butuh rest day untuk recovery semua sel," tutur dia.

Waktu pemulihan juga idealnya diselipkan di antara waktu olahraga.

Misalnya, dengan pola olahraga Senin sampai Rabu dan Kamis sebagai waktu istirahat. Kemudian olahraga dilanjutkan Jumat dan Sabtu, lalu istirahat lagi di hari Minggu.

Perlu diingat pula, hari istirahat bukan berarti untuk bersantai-santai sebebasnya. Sebab, kita bisa mengisinya dengan aktivitas ringan seperti yoga, peregangan, dan jalan kaki.

"Tetap active move untuk mengeluarkan radikal bebas. Kalau radikal bebas banyak, penuaan dini cepat, kerusakan organ juga cepat," ucap Diana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com