Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2019, 11:19 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber menshealth


KOMPAS.com - Hidup berbahagia memiliki banyak manfaat. Kita jadi tidak mudah stress, fisik lebih sehat dan semua beban pekerjaan akan terasa ringan.

"Kita hidup dalam budaya yang hanya terobsesi dengan kebahagiaan," ucap Darrin McMahon dalam bukunya yang berjudul "Happiness: A History".

Ia juga memaparkan, hidup bahagia telah dikaitkan dengan kehidupan yang lebih panjang, kesehatan yang lebih baik dan kesejahteraan yang lebih baik.

Sayangnya, tidak semua orang memperoleh kebahagiaan dengan mudah. Lantas, apa yang membuat kita tidak berbahagia?

1. Mencari sumber kebahagiaan yang salah

Banyak orang berpikir kekayaan adalah sumber kebahagiaan. Makan di resto mewah, menginap di hotel bintang lima, membeli barang-barang milliaran rupiah, semua itu hanyalah kebahagiaan semu.

Uang hanya mampu mendatangkan kebahagiaan sementara. Pengalaman menyenangkan atau menggiurkan hanyalah elemen tak penting dari kesejahteraan kita.

Apapun itu, kesenangan sementara tidak bisa menciptakan kebahagiaan sejati.

Baca juga: Resep Kebahagiaan: Jiwa dan Raga di Usia yang Sama

2. Definisi yang salah tentang kebahagiaan

Bagi sebagian orang, senyuman tak selalu menunjukan kebahagiaan.

"Seseorang yang benar-benar tenang dan santai bisa sama bahagianya dengan seseorang yang gembira dan melompat-lompat," kata psikolog Sonja Lyubomirsky.

Menurutnya, orang bisa berbahagia dengan caranya masing-masing.

3. Tidak memahami rentang kebahagiaan diri

Awalnya, para peneliti di bidang psikologi positif berpendapat, orang-orang memiliki satu titik target kebahagiaan yang ada sejak lahir.

"Namun, kebahagiaan juga bisa dipengaruhi faktor genetik dan faktor lain yang bisa berubah," kata psikolog Ed Diener.

Tak hanya fokus pada satu hal, setiap orang memiliki rentang kebahagiaan masing-masing.

Psikolog dari University of Pennsylvania, Martin Sleigman, juga mengatakan kebahagiaan dapat dipelajari, tidak penduli apapun titik target kebahagiaan kita.

Jika kebahagiaan diukur pada skala nol hingga 100, setiap orang memiliki nilai yang bervariasi.

Jadi siapa pun dan kapapun, kita juga bisa memiliki nilai kebahagiaan tertinggi dalam hidup.

Ketika memahami rentang kebahagiaan diri, kita akan tetap merasa terpenuhi dan bahagia.

Baca juga: Demi Kebahagiaan, Sediakan Waktu Luang untuk Diri Sendiri

 

Cara mendatangkan kebahagiaan

- Cari kepuasan

Menurut Sleigman, kebahagiaan bukan hanya perasaan positif yang kita inginkan. Kita berhak memiliki perasana positif.

Dengan kata lain, kita ingin agar kebahagiaan diri terpenuhi melalui prestasi dan hal-hal lain yang telah kita lakukan dengan sungguh-sungguh.

"Kebahagiaan cenderung datang dari kondisi yang seringkali sulit,agar kita merasa puas dengan apa yang terjadi dalam hidup," ucap Lybomirsky.

Kita melakukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan hidup dengan progress yang memuaskan diri kita. Hal itu biasanya terjadi saat kita memiliki tujuan dan terlibat dengan orang lain.

Baca juga: Cara Menciptakan Memori Bahagia Pada Anak

- Catat momen paling bahagia

Lyubomirsky telah menemukan cara untuk membantu orang belajar apa kebahagiaan bagi diri masing-masing individu.

Lyubomirsky juga melakukan percobaan dengan meminta setiap siswa mencatat kebahagiaan dan kepuasan yang mereka dapatkan.

Setelah seminggu, para siswa melihat kembali catatan itu dan mengingat kembali apa yang membuatnya bahagia, hal itu mengingatkan mereka, bahwa kebahagiaan selalu datang dengan berbagai cara.

- Lakukan apa yang berarti

Untuk berbahagia, Lyubormirsky menyarankan agar kita mengadopsi kebiasaan orang-orang yang berhasil meraih kebahagiaan tertinggi dalam hidupnya.

Mereka yang berhasil meraih kebahagiaan dalam hidup biasanya banyak menghabiskan waktu bersama orang-orang penting dalam hidupnya, menuliskan beberapa hal yang disyukurinya dan melakukan kebaikan. Cara ini benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan kita.

Seligman juga mengatakan, perasaan positif dalam diri bisa juga muncul dengan melatih kekuatan diri kita bukan mengambil "jalan pintas" seperti bebelanja, menggunakan narkoba atau menonton televisi.

Baca juga: Uang Tak Bisa Beli Kebahagiaan, Cinta Bisa...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com