Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2019, 21:18 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

 

Stres dan kecemasan pada lansia erat kaitannya dengan masalah fisik, seperti kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari atau munculnya berbagai masalah kesehatan lain, seperti penyakit arteri koroner.

Tak hanya itu, stres juga dikaitkan dengan penyakit Alzhaimer, memburuknya kanker, diabetes, penyakit jantung dan radang sendi, nyeri kronis, dan perubahan kognitif, seperti menurunnya daya ingat jangka pendek.

Meski tampak sepele mengatasi atau mencegah stres bukanlah hal mudah. Namun, selama kita berusaha untuk menghadapinya, tentu tak ada usaha yang sia-sia.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah stres pada lansia adalah mendorong mereka berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atau pertemuan sosial, misalnya arisan, reuni dengan teman-teman sekolah, atau menjadi volunteer kegiatan sosial.

Baca juga: Tips Bugar Lansia, yang Anak Muda Perlu Bersiap Juga

Aktivitas-aktivitas itu akan menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh, sehingga kualitas hidup bisa lebih baik.

Sani mengatakan, sangat penting membiarkan para lansia melakukan kegiatan yang mereka suka. Ada yang suka bersih-bersih rumah, ada yang suka masak, ada yang suka berkebun, bahkan ada yang mengurus cucu.

Meski kelihatannya melelahkan, berikan mereka ruang untuk melakukan itu.

“Paling tidak saat melakukan aktivitas yang mereka suka, secara emosi mereka akan merasa bahagia. Bisa juga ajak makan bersama di restoran, jika tidak suka, bisa makan bersama-sama di rumah. Yang penting menyenangkan hatinya,” jelas Sani.

Berjalan-jalan di taman atau di luar rumah penting juga dilakukan secara rutin, untuk meningkatkan sirkulasi darah yang baik dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Namun jika kondisi stres memburuk dan tak lagi bisa ditangani orang sekelilingnya, segera minta bantuan pada psikolog atau psikiater.

“Salah satu tanda lansia perlu dibawa ke psikolog kalau dia selalu murung, ada perubahan perilaku, suka nangis sendiri, ini perlu dicek. Untuk kondisi lebih parah yang membutuhkan obat penenang, bisa ke psikiater,” pungkas Sani.

Baca juga: Merawat Cucu Perpanjang Umur Lansia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com