KOMPAS.com - Banyak anggapan yang beredar di masyarakat mengenai penyebab ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) pada anak.
Anak terlalu banyak mengonsumsi gula, penyedap rasa, mengalami alergi, hingga menjalani imunisasi disebut bisa menderita kelainan ini. Benarkah demikian?
Perlu diketahui bahwa ADHD adalah bentuk kelainan perilaku yang biasanya terjadi pada anak mulai dari usia 6 hingga 12 tahun. Kelainan ini menyebabkan anak berperilaku kurang fokus, hiperaktif, dan impulsif.
Hingga saat ini, penyebab ADHD secara pasti belum bisa ditentukan. Namun ada banyak faktor yang dianggap berperan sebagai pemicunya. beberapa di antaranya meliputi:
Kelainan pada otak
Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics/AAP) menyebut penderita ADHD mengalami masalah pada neurobiologisnya. Tepatnya, pada bagian otak yang mengatur fokus dan aktivitas anak.
ADHD terjadi ketika zat kimia di dalam otak, yang disebut neutransmiter, tidak bekerja sebagaimana mestinya. Misalnya saja hormon dopamin yang kurang aktif.
Zat kimia tersebut bertugas membawa sinyal dari sistem saraf menuju otak atau sebaliknya.
Dopamin kerap dikaitkan sebagai pengatur aktivitas seseorang, misalnya tidur, suasana hati, fokus, maupun kemampuan belajar. Kelainan kerja otak inilah yang pada dasarnya menjadi penyebab ADHD pada anak.
Keturunan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.