Studi lain menemukan perilaku menghindar dan menyembunyikan pikiran tentang kecelakaan mobil, merenungkan peristiwa traumatis dan pemisahan diri paling kuat terkait dengan gejala PTSD dua hingga enam bulan setelah kecelakaan.
Persepsi yang kuat bahwa hidup kita dalam bahaya selama kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan perilaku menghindar.
Misalnya, menghindari naik mobil atau pergi ke jalan raya. Perilaku tersebut dapat meningkatkan kemungkinan PTSD.
Penghindaran juga memperkuat keyakinan bahwa mengemudi itu berbahaya. Pola pikir inilah yang membuat rasa takut tersebut bertahan dalam diri.
Menghindari pikiran dan emosi dapat mengganggu proses emosi kita secara sehat, yang juga dapat meningkatkan risiko PTSD.
Baca juga: Main Tetris Setelah Kecelakaan Cegah Trauma
Yang harus dilakukan
Kecelakaan lalu lintas adalah peristiwa yang mengerikan, sehingga PTSD bisa terjadi pada korbannya. Beberapa dampak lainnya meliputi:
- Perasaan gelisah dan peningkatan denyut jantung ketika menghadapi hal-hal yang mengingatkan pada peristiwa tersebut. Misalnya, mendengar klakson atau decit rem kendaraan bisa secar otomatis mengaktivasi respons rasa takut.
- Rasa berada di ujung maut ketika berkendara. Mungkin juga ada perasaan mudah kaget ketika berada dalam kendaraan.
- Lebih berhati-hati dan cenderung mengawasi sekitar terutama pada sumber-sumber potensi ancaman. Misalnya, ketika ada orang yang mengemudi sangat kencang.
- Menghindar. Hal ini dilakukan sebab kecemasan seringkali timbul setelah peristiwa kecelakaan lalu lintas. Hal ini alami terjadi jika orang yang pernah menjadi korban kecelakaan menghadapi situasi atau pengalaman serupa.
Baca juga: Pendiri Brand Jam Tangan Charriol Tewas dalam Kecelakaan Mobil