Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2019, 06:06 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Berat badan berlebih menjadi musuh bagi sebagian orang. Impian memiliki berat badan yang ideal pun berusaha diwujudkan dengan melakukan diet.

Salah satu diet yang kini paling banyak digemari adalah diet ketogenik atau keto. Seiring waktu berjalan, muncul varian diet ketogenik baru, yaitu diet ketofastosis, yang dianggap lebih efektif dalam menurunkan berat badan.

Meski ketofastosis seringkali dianggap sama dengan diet ketogenik, keduanya merupakan hal yang berbeda. Untuk membedakan kedua diet ini, simak penjelasan berikut.

Diet ketofastosis adalah diet yang menggabungkan diet ketogenik (rendah karbohidrat) dengan fastosis (fasting on ketosis).

Jadi, pada diet ini, kita akan menjalankan puasa dalam keadaan ketosis karena hanya mengonsumsi sedikit karbohidrat, atau bahkan tidak sama sekali.

Ketosis merupakan keadaan di mana tubuh tidak memiliki cukup karbohidrat untuk membakar energi. Oleh karena itu, tubuh akan membakar lemak sebagai gantinya dan memproduksi zat yang disebut keton sebagai energi.

Ketika melakukan diet ketofastosis, tubuh akan membakar lebih banyak lemak daripada diet keto biasa.

Hal ini bukan tanpa alasan karena puasa dalam diet ketofastosis dapat meningkatkan metabolisme sehingga tubuh mulai menggunakan simpanan lemak yang ada untuk dibakar.

Selain itu, beberapa penelitian juga mengungkap bahwa puasa dalam diet ketofastosis aman menurunkan kelebihan berat badan, mampu mempertahankan massa otot selama penurunan berat badan, dan meningkatkan energi.

Baca juga: 6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Saat Melakukan Diet Ketogenik

Perbedaan diet ketofastosis dengan diet ketogenik

Ilustrasi diet ketoThitareeSarmkasat Ilustrasi diet keto
Berbeda dengan diet ketofastosis yang melibatkan puasa, dalam diet ketogenik kita tidak perlu melakukan puasa. Diet ketogenik merupakan diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak.

Ketika menjalani diet ini, kita hanya akan dibatasi untuk mengonsumsi karbohidrat dan menggantinya dengan lemak.

Diet ketogenik yang biasa dilakukan adalah diet keto standar, di mana perbandingan asupan yang dapat dikonsumsi mengandung 75% lemak, 20% protein, dan 5% karbohidrat.

Meski diet ketogenik dan ketofastosis sama-sama dapat menurunkan berat badan, namun diet ketogenik memiliki manfaat lain, seperti untuk pengobatan penyakit neurologis (misalnya epilepsi).

Selain itu, studi menunjukkan pada sebagian penderita diabetes tipe-2, diet ketogenik dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dan mampu menghentikan atau mengurangi penggunaan obat diabetes.

Sementara, penderita diabetes yang ingin melakukan diet ketofastosis dikhawatirkan berisiko mengalami kontrol gula darah yang buruk, kelelahan, energi rendah, dan hipoglikemia karena berpuasa.

Baca juga: 8 Efek Samping yang Mungkin Dirasakan Ketika Menjalani Diet Keto

Cara diet ketofastosis yang dapat dilakukan

Diet ketofastosis memang aman bagi kebanyakan orang. Namun, wanita hamil atau menyusui, serta yang memiliki riwayat makan tidak teratur, sebaiknya hindari jenis diet ini.

Sementara, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, harus berkonsultasi pada dokter sebelum mencoba diet ketofastosis.

Meski dianggap berguna, diet ini mungkin tidak memiliki manfaat yang sama untuk setiap orang. Sebab, tidak semua orang cocok melakukan diet ketofastosis. Sebelum melakukan diet tersebut, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Sebagian orang mungkin merasa bahwa berpuasa pada diet keto terlalu sulit atau mengalami reaksi yang buruk ketika melakukannya, seperti makan berlebihan ketika tidak berpuasa, cepat marah, dan kelelahan.

Untuk memulai diet ketofastosis, tidak disarankan untuk langsung menjalani keto dan fastosis secara bersamaan karena bisa membuat sistem tubuh syok ketika beralih dari glukosa ke keton sebagai bahan bakar energi.

Oleh sebab itu, disarankan untuk memulai diet keto terlebih dahulu. Setelah melakukan diet keto selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, barulah bisa meneruskan dengan ketofastosis.

Durasi waktu puasa yang disarankan adalah 12-16 jam selama 4-5 hari dalam seminggu. Ketika tidak berpuasa, kita dapat mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat.

Untuk durasi waktu menjalankan diet ketofastosis, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan. Setelah itu, kita dapat beralih kembali ke diet keto standar.

Baca juga: Kenalilah, 4 Kesalahan saat Jalani Diet Keto

Menu diet ketofastosis

Makanan sehat yang menggandung lemak sehat atau omega 3Shutterstock Makanan sehat yang menggandung lemak sehat atau omega 3
Menu diet ketofastosis yang dapat dikonsumsi, yaitu telur, alpukat, sayuran berdaun hijau, minyak zaitun, salmon, ayam, brokoli, kembang kol, tuna, dan udang.

Melakukan diet ketofastosis yang ekstrim bisa membuat seseorang memotong kalori terlalu drastis sehingga menyebabkan kehilangan terlalu banyak berat badan atau massa otot.

Untuk menjaga massa otot, disarankan mengonsumsi 1 gram protein per kilogram berat badan setiap hari.

Dalam melakukan diet apa pun, akan lebih baik jika sebelumnya berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah boleh melakukan diet ataukah tidak.

Selain itu, dokter akan merekomendasikan jenis diet yang cocok untukmu dan makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi.

Pastikan bahwa kamu berada dalam pengawasan dokter dalam menjalankan diet agar tidak salah dan menyebabkan kekurangan nutrisi.

Baca juga: 5 Kesalahan Umum Menjalani Diet Keto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com