Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2019, 11:15 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Tetapi studi Universitas Alabama ini akan memberikan titik tolak yang berharga untuk studi di masa depan.

Terutama, karena studi ini menegaskan bahwa konsumsi tinggi makanan cepat saji dan rendahnya pola makan nabati kemungkinan terkait dengan depresi, yang terus meningkat pada angka yang menakutkan di kalangan remaja.

Baca juga: Makanan Cepat Saji Bisa Bikin Bad Mood, Ini Penjelasannya

Depresi di kalangan anak-anak sekolah menengah benar-benar meningkat di AS. Data pemerintah federal mengungkapkan, tingkat depresi utama di antara anak-anak yang berusia 12 hingga 17 tahun melonjak hingga 52 persen antara tahun 200 dan tahun 2017.

Di antara remaja yang lebih tua dan orang dewasa muda, tingkat depresi, tekanan psikologis, dan pikiran untuk bunuh diri selama setahun terakhir bahkan lebih tinggi - 63 persen.

Namun, para peneliti mengakui faktor-faktor lain juga berkontribusi pada tren depresi mematikan di kalangan remaja.

Di antara faktor-faktor ini adalah penyalahgunaan dan penggunaan media sosial yang, serta kurang tidur kronis.

Baca juga: Begini Awal Mula Makanan Cepat Saji Muncul...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com