Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Slow Fashion", Mode Berkelanjutan demi Kelestarian Bumi

Kompas.com - 04/09/2019, 14:49 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

1. Bahan yang bagus

Produk fast fashion seringkali mudah rusak karena diproduksi dengan bahan berkualitas rendah.

Karena keterbatasan waktu, bahan untuk membuat produk fast fashion tidak mengalami tes pencucian dan uji coba pemakaian sehingga tidak terjamin kualitasnya.

Harga yang lebih murah juga membuat produsen lebih memilih menggunakan campuran serat sintetis untuk meminimalisir harga produksi.

Untuk menentukan kualitas bahan, kita bisa melakukan pengecekan secara pribadi. Remas kain dalam beberapa detik, lalu lepaskan. Jika tetap kusut, bisa jadi bahan yang digunakan tidak mengalami pengujian.

Hampir 40 persen pakaian yang diproduksi biasanya terbuat dari katun dengan tekstur yang lembut, kuat biodegradable, dan dapat di daur ulang.

Bahan yang memiliki kualitas serupa adalah poliester, yang berasal dari batu bara dan minyak bumi.

Poliester menghasilkan emisi karbon dua kali lipat dari katun. Dibutuhkan 20-200 tahun agar poliester terurai.

Saat dicuci, bahan tersebut juga bisa menyebarkan racun ke tanah dan melepaskan mikrofiber ke lautan.

Di sisi lain, pakaian berbahan poliester lebih awet dan dianggap mendukung mode berkelanjutan, daripada sekian banyak pakaian yang dianggap ramah lingkungan.

Baca juga: Adidas x Byborre Bikin Koleksi Fesyen Ramah Lingkungan

2. Menggunakan bahan baku lokal

Selama berabad-abad, industri tekstil adalah bagian penting dari ekonomi Inggris. Seluruh bahan baku diperoleh dari negara asal. Namun, semua itu hanyalah masa lalu.

Demi memotong biaya produksi, banyak perusahaan yang membeli bahan baku dan melakukann proses produksi di negara berkembang.

Di sisi lain, mode lambat dari merek pakaian asal Inggris sangat disukai para konsumen karena berbagai faktor.

Pertama, sebagian besar merek mode lambat merupakan perusahana kelaurga yang dikelola secara kompak.

Kedua, merek-merek asal Inggris juga cenderung dibuat dari bahan asal Inggris dan proses produksi dilakukan di negara asal, jadi meminimalisir dampak perjalanan udara.

Merek Inggris juga cenderung memuat koleksi kecil dengan gaya klasik yan bertahan lama. Misalnya, wax jaket atau jaket berlili bisa kita padukan dengan sepatu brogue.

Padu padan ini mungkin klasik, namun popularitasnya bertahan lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com