Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Slow Fashion", Mode Berkelanjutan demi Kelestarian Bumi

Kompas.com - 04/09/2019, 14:49 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan mode terjadi begitu cepat. Apa yang hari ini sedang hype bisa saja langsung terganti dengan tren yang lain.

Di satu sisi, merek-merek fesyen mewah mampu memproduksi enam koleksi dalam setahun.

Bahkan, pengecer online seperti ASOS mampu menyediakan hingga 60.000 gaya pada satu waktu.

Namun masalahnya, fesyen yang meliputi cara pakaian diproduksi, dipromosikan, dan dikonsumsi tanpa henti, turut mengambil andil besar dalam kerusakan bumi ini.

Pada 2015, emisi gas rumah kaca dari produksi tekstil global mencapai 1,2 miliar ton CO2. Angka tersebut melebihi emisi dari semua penerbangan internasional dan transportasi laut.

Prisip "Slow Fashion"

Dalam 15 tahun terakhir, produksi tekstil global meningkat dua kali lipat demi memenuhi permintaan.

Industri tekstil diprediksi akan meningkat 64 persen di tahun 2030.

Sebagian besar perkembangan tersebut didominasi oleh fast fashion, yang menghasilkan produk murah, namun mudah rusak.

Baca juga: Dalam Sebulan, Bisnis Fesyen Anak Ahok Balik Modal, Apa Rahasianya?

Menurut konsultas fesyen, McKinsey, lebih dari setengah item hasil fast fashion dibuang dalam waktu kurang dari setahun.

Pada generasi sebelumnya, garmen bersumber dan diproduksi secara lokal. Orang-orang menjahit pakaian mereka sendiri atau membeli pakaian yang tahan lama.

Pakaian juga berhubungan dengan waktu dan tempat, serta mengekspresikan budaya dan komunitas sekaligus menawarkan elemen perlindungan.

Dan, prinsip-prinsip dalam mode lambat menerapkan semua hal itu.

Pelopor industri mode keberlanjutan Kate Flectcer juga menyoroti pendekatan dalam slow fashion yang mempertimbangkan proses dan sumber daya dalam proses produksi.

Dalam mode lambat, ada pendekatan yang berfokus pada kelestarian alam dan kesejahteraan orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan serta keterampilan mereka.

Namun bagi konsumen, hal itu hanya buang-buang waktu saja. Mereka hanya bisa membeli pakaian bagus ketika membutuhkannya dan mencari kualitas terbaik.

Jika kita termasuk penggemar raw denim, wax jacket atau sepatu bot yang awet dan berkualitas, kini industri mode telah menyadari adanya kebutuhan mode berkelanjutan.

Ada mode yang memiliki perubahan lambat untuk memenuhi selera pasar yang lebih luas dari sebelumnya, termasuk streetwear.

Baca juga: Cerita Seru Putra Ahok, dari Tak Tahu Fesyen hingga Jadi Fashionable

Berikut hal-hal yang harus kita perhatikan agar pakaian yang kita gunakan awet dan berkelanjutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com