Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Hidung, Lalu Kunyah, Rasakan Aroma Khas Omi Hime Wagyu...

Kompas.com - 05/09/2019, 17:45 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Di tengah jamuan santap siang yang digelar di Restoran Kahyangan, Jakarta, Kamis (5/9/2018), seorang pria Jepang berambut putih yang duduk di ujung meja tiba-tiba berdiri. 

"Coba, mohon perhatiannya. Salah satu yang istimewa dari menikmati wagyu adalah aromanya yang khas, berbeda dengan aroma daging lain, wagyukoo" kata pria berjas abu-abu itu.

Wagyukoo adalah istilah untuk aroma wagyu yang muncul dan bisa dibaui dengan cara makan tertentu.

"Jadi tutup hidung anda, lalu masukkan wagyu ke dalam mulut, kunyah 2-3 kali, kemudian lepaskan jari dari hidung, akan muncul aroma khas wagyu," kata pria bernama Sawai itu.

Baca juga: Omi Hime Beef, Daging Manis Selembut Puding Meski Disantap Mentah...

Sawai adalah Chairman of Omi Beef Promotion Cooperation, yang membawa Omi Hime -salah satu wagyu tertua di Jepang- ke Indonesia.

Saat Kompas.com mencoba cara itu, memang terasa ada aroma unik yang kemudian muncul sesaat setelah daging lembut itu dikunyah.

"Aromanya memang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi aroma itulah yang menjadi pembeda khas wagyu," kata Sawai lagi.

Selain soal menutup hidung, sebelumnya dalam kesempatan yang sama Shintani Nouriyuki, master of butcher Omi Hime, sempat mempraktikkan cara menyantap shabu-shabu yang tepat.

Selain soal menutup hidung, Chef Shintani Nouriyuki, selaku master of butcher Omi Hime mempraktikkan cara menyantap shabu-shabu yang tepat, dalam jamuan makan siang di Restoran Kahyangan, Jakarta, Kamis (9/5/2019). Cara yang dipraktikkan pada gambar adalah cara yang kurang tepat karena daging akan terurai saat dicelupkan ke dalam air panas. KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Selain soal menutup hidung, Chef Shintani Nouriyuki, selaku master of butcher Omi Hime mempraktikkan cara menyantap shabu-shabu yang tepat, dalam jamuan makan siang di Restoran Kahyangan, Jakarta, Kamis (9/5/2019). Cara yang dipraktikkan pada gambar adalah cara yang kurang tepat karena daging akan terurai saat dicelupkan ke dalam air panas.
"Pertama, kita harus melipat irisan tipis wagyu ini dengan sumpit, sebelum mencelupkannya ke air panas," kata Shintani.

Baca juga: Lembutnya Sher Wagyu, Daging Australia dengan Cita Rasa Jepang...

Menurut dia, cara ini ideal agar daging yang lembut tak menjadi terurai dan berantakan saat berada di dalam air panas.

"Cukup celupkan beberapa saat, lalu lekas angkat kembali," kata dia.

Daging yang disantap dalam shabu-shabu tak perlu lama berada di dalam air mendidih. "Jika terlalu lama, aroma dan cita rasanya akan lenyap," ungkap Shintani.

Meski begitu, Shintani mengaku paham bahwa makan adalah persoalan selera. Sehingga tak pernah ada cara yang salah untuk menikmatinya.

"Jadi, bebaskan saja seperti apa yang Anda suka," kata pemilik Restoran Manyo di Prefektur Shiga Prefrecture, yang dikenal menyediakan wagyu Omi Hime ini. 

Baik Sawai maupun Shintani berharap pengetahuan detil tentang wagyu dan juga santapan khas Jepang semacam ini bisa disebarkan ke banyak orang, termasuk di Indonesia.

"Supaya banyak orang, termasuk di Indonesia, tahu tentang keistimewaannya," ucap Sawai.

Omi Hime

Wagyu Omi Hime dengan warna yang khas, menawarkan kelembutan yang khas meski merupakan secondary cut. Hidangan ini disuguhkan dalam jamuan makan siang di Restoran Kahyangan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Wagyu Omi Hime dengan warna yang khas, menawarkan kelembutan yang khas meski merupakan secondary cut. Hidangan ini disuguhkan dalam jamuan makan siang di Restoran Kahyangan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Jamuan makan siang ini memang digelar untuk memperkenalkan datangnya lagi varian wagyu Omi Hime di rumah makan Kahyangan, di lantai 28, Wisma Nusantara, Jakarta - di bawah manajemen Hotel Pullman.

Omi Hime beef adalah salah satu wagyu tertua di Jepang, yang berasal dari Prefektur Shiga.

Nah, setelah tahun lalu sukses mendatangkan daging premium Omi Hime beef, kini ditawarkan varian "secondary cut", dari jenis wagyu yang sama.

"Selama ini orang maunya yang premium cut, padahal yang secondary cut pun gak kalah cita rasanya, dengan harga yang lebih terjangkau," kata Shinta Kencana, Sales and Marketing Manager PT. Global Pratama Wijaya.

Wajah chef Shintani dalam leaflet menu Endless Wagyu Package yang disajikan dalam cara shabu-shabu menggunakan wagyu Omi Hime. Suguhan ini hanya disediakan untuk menu brunch, setiap Sabtu dan Minggu, pukul 11.30-15.00, seharga Rp 1.580.000 per orang.KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Wajah chef Shintani dalam leaflet menu Endless Wagyu Package yang disajikan dalam cara shabu-shabu menggunakan wagyu Omi Hime. Suguhan ini hanya disediakan untuk menu brunch, setiap Sabtu dan Minggu, pukul 11.30-15.00, seharga Rp 1.580.000 per orang.
PT. Global Pratama Wijaya adalah importir wagyu Omi Hime, yang kembali bekerja sama dengan Kahyangan untuk menyajikan suguhan istimewa dalam "Endless Wagyu Package", dengan chef Shintani.

Suguhan berbentuk shabu-shabu dengan wagyu Omi Hime "free flow" tersebut hanya disediakan untuk menu brunch, setiap Sabtu dan Minggu, pukul 11.30-15.00, seharga Rp 1.580.000 per orang.

Mau mencicipi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com