Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viscose - Rayon, Kunci untuk Industri Sustainable Fashion?

Kompas.com - 09/09/2019, 17:46 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Industri mode terus tumbuh. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran soal limbah produksi dari bisnis tersebut.

Dari laporan Ellen McArthur Foundation pada 2017, misalnya, limbah bisnis mode di dunia mencapai 500 miliar dolar AS setiap tahun atau sekitar Rp 7,1 triliun.

Kondisi tersebut, menurut laporan, memiliki konsekuensi bencana sendiri, seperti dampak negatif terhadap sumber daya hingga lingkungan.

Oleh karena itu, kehadiran sebuah inovasi bahan baku dalam industri mode adalah sebuah keharusan. Inovasi tersebut perlu memiliki semangat keberlanjutan.

Baca juga: Mengenal Slow Fashion, Mode Berkelanjutan demi Kelestarian Bumi

Salah satu material yang digadang-gadang punya prinsip tersebut adalah viscose rayon, serat benang yang berasal dari pohon dan dapat terurai secara alami.

Selain terbarukan, viscose-rayon juga memiliki sifat-sifat seperti sejuk, nyaman, warna yang lebih cerah serta dapat digabung dengan bahan mentah tekstil lainnya seperti katun dan poliester.

Viscose-rayon juga dapat diterapkan ke berbagai produk seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga hingga alat kesehatan dan kecantikan.

Dari segi permintaan, Fibre2Fashion memprediksi jika konsumsi viscose rayon di Asia Pasifik pada tahun 2023 akan meningkat, termasuk Indonesia di posisi ketiga dengan perkiraan 5,7 persen.

Respon desainer

National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma dalam konverensi pers di CGV Pacific Place, Jakarta, Senin (26/11/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma dalam konverensi pers di CGV Pacific Place, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Sebenarnya, kekhawatiran soal limbah mode juga mengusik para pemain di dalamnya. Salah seorang di antaranya adalah Ali Charisma, desainer dan Nationan Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC).

Menurut Ali, isu yang lebih dulu bergaung di Eropa dan Amerika Serikat, belum benar-benar mendapat perhatian di Asia, khususnya Indonesia. Saat ini, tak sedikit industri masih ajeg dengan pola lama yang jauh dari kata keberlanjutan.

Oleh karena itu, Ali pun kini mulai serius untuk lebih membumikan isu tersebut--bukan hanya pada sesama pelaku industri, juga masyarakat. Salah satu yang dilakukannya adalah memakai bahan berkelanjutan, satu di antaranya adalah viscose rayon.

Kepada Kompas.com, Ali bercerita digandeng oleh Asia Pasific Rayon (APR), produsen viscose rayon, dalam membuat sejumlah koleksi dengan semangat keberlanjutan.

"Untuk sementara, bahan ini (viscose-rayon) memang paling sustainable dibanding bahan lain--katun, linen, rami," ujar Ali saat dihubungi, Jumat (6/9/2019).

"Selain itu, bahan viscose sudah sustainable karena ter-develop, banyak varian dan memenuhi keperluan industri."

Baca juga: Fast Fashion, Tren Mode yang Lestarikan Sifat Konsumtif?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com