Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Si Cantik Nabila Ishma, Perjuangkan Hak Anak Sejak Usia 10 Tahun

Kompas.com - 11/09/2019, 12:26 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Cantik dan berprestasi. Dua kata itu kerap disandingkan pada sosok Nabila Ishma.

Meski usianya baru 18 tahun, kegiatannya luar biasa padat.

Hampir setiap hari, ia bergelut dengan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung sebagai mahasiswa.

Ia pun baru menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua Forum Anak Nasional. Kemudian menjadi pendiri Milenial Beraksi, hingga berlatih panahan.

Saat ini, ia tengah disibukkan pembuatan konsep program Kemendikbud “From Zero to Hero”.

Program ini akan melibatkan berbagai komunitas, anggota geng, anak-anak bermasalah untuk membantu menemukan jati diri mereka.

Baca juga: Survei Ungkap Anak Bungsu Jadi Favorit Orangtua, Anak Sulung Favorit Kakek - Nenek

“Saya membantu menyusun konsep dan jadi pembicara. Tadinya mau jadi fasilitator, tapi lagi sibuk kuliah.”

Begitu kata Nabila kepada Kompas.com di sela-sela acara Exsport Picnic Party di Bandung, belum lama ini.

Nama Nabila moncer saat ia menjadi fasilitator untuk remaja seusianya di Nusa Tenggara Timur (NTT) Februari 2017 lalu.

Saat itu, ia juga menjadi finalis program Sehari jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), serta menjabat ketua Forum Anak Kota Bandung.

Tak hanya itu, Nabila juga aktif sebagai motivator dan konselor muda, pendongeng, penulis, duta baca Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta duta internet dari Kementerian Informasi dan Komunikasi.

Dicibir

Prestasi yang diraih Nabila tidak lepas dari kepeduliannya terhadap isu perempuan dan anak. Ia mulai tertarik pada isu ini sejak usia 10 tahun.

Bahkan menginjak usia SMP, ia mulai membantu anak-anak seusianya dari keterpurukan. Setidaknya ada empat kasus yang ia tangani hingga tuntas sampai sekarang.

“Dari yang awalnya suka tawuran, gak naik kelas, sekarang kuliah di ITB dan keterima di lima kampus (bergengsi),” ucapnya.

Baca juga: Agar Anak Tak Benci Matematika

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com