Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, 4 Hal Utama demi Terhindar dari Serangan Jantung

Kompas.com - 11/09/2019, 14:19 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengeluarkan data yang menyebut, penyakit kardiovaskular sebagai penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia.

Salah satu penyakit kardiovaskular --yang adalah penyakit yang terkait dengan jantung dan pembuluh darah, adalah serangan jantung.

Meski memiliki gejala, serangan yang muncul kerap datang mendadak, dan hanya menyediakan waktu yang amat sempit untuk upaya penyelamatan.

Kabar terbaru datang dari ajang lomba lari internasional Maybank Marathon Bali 2019 atau Bali Marathon, yang digelar pada Minggu (8/9/2019) di Gianyar dan Klungkung, Bali.

Baca juga: Peserta asal Jepang Meninggal, Panitia Maybank Marathon Ucapkan Belasungkawa

Salah satu peserta lomba berkebangsaan Jepang, Atsushi Ono sempat dilarikan ke rumah sakit karena ambruk di tengah usahanya menyelesaikan lintasan sepanjang 42,195 kilometer.

Peserta dengan nomor BIB 1117 ini jatuh dan pingsan di dekat Puri Agung Blahbatuh, Gianyar, sekitar pukul 09.15 Wita, atau sekitar 4,5 jam setelah bendera start dikibarkan.

Dia lalu dilarikan ke rumah sakit RSU Kasih Ibu Saba, Gianyar. Namun sayang, nyawa lelaki berusia 53 tahun itu tak tertolong.

Pihak RS menyatakan Ono mengalami cardiac arrest.

Baca juga: Kenali Cardiac Arrest, Penyebab Tewasnya Satu Pelari di Bali Marathon

Dokter spesialis jantung RS Siloam Karawaci, Tangerang, dr. Vito Anggarino Damay Sp. JP (K), M. Kes menyebut, cardiac arrest atau henti jantung bisa disebabkan oleh banyak hal.

Namun, kata dia, sebagian besar kasus cardiac arrest disebabkan karena serangan jantung.

Meski kerap datang mendadak. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah seseorang terkena serangan jantung.

“Kalau sudah tahu punya hipertensi, kontrol saja. Kalau sudah perlu minum obat, minumlah. Kalau tidak perlu, gak usah.

Begitu kata Vito saat dihubungi Kompas.com melalui saluran telepon, Selasa (10/9/2019) kemarin.

Begitu pun dengan mereka yang mempunyai catatan kolesterol tinggi. Jika sudah harus minum obat, maka minumlah.

Sebab, kolesterol tinggi pembentuk penyempitan pembuluh darah yang bisa berujung pada serangan jantung fatal.

Tak terkecuali bagi mereka yang memiliki diabetes. Mereka harus rutin kontrol, dan memadukan diet serta olahraga.

Baca juga: Tidur Siang Menyehatkan Jantung

Para penderita diabetes pun harus mengetahui, apakah kondisi mereka cukup hanya ditangani dengan diet serta olahraga, atau harus menambah obat dan suntikan demi mengendalikan gula darah.

“Hal lainnya adalah jangan merokok. Sebab merokok menjadi salah satu faktor serangan jantung,” ungkap Vito.

Lebih jauh, untuk menghindari serangan jantung, Vito menyarankan empat hal:

1. Diet sehat

Diet adalah mengatur asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Lakukanlah diet sehat dengan mengonsumsi makanan yang sehat.

2. Olahraga teratur

3. Medical check up 

Vito menjelaskan, medical check up  sering dilupakan orang. Ada kalanya karena merasa sudah melakukan diet sehat dan olahraga teratur, orang tersebut merasa sehat.

Padahal kondisi itu tidak selamanya menjamin seseorang terbebas dari penyakit.

Medical check up diperlukan untuk mendeteksi adakah kelainan dalam tubuh. Check up rutin juga akan menurunkan risiko penyakit yang tidak disangka-sangka.

Menurut American Health Association, berapa seringnya medical check up bergantung dari umur.

Baca juga: Penyebab Serangan Jantung pada Pria di Bawah 40 Tahun

Untuk mereka yang berusia di atas 20 tahun, setidaknya harus melakukan satu kali check up dalam lima tahun.

Medical check up di antaranya meliputi tensi, EKG, foto rontgen atau thorax, periksa darah, kolesterol puasa, dan pemeriksaan fisik dokter.

Namun, untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas, cek rutin mutlak diperlukan. Setidaknya setahun sekali.

4. Manajemen stres

Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah manajemen stres, atau bagaimana mengelola stres.

“Orang dulu bilangnya jangan stres. Sekarang gak mungkin gak stres. Jadi yang terpenting adalah manajemen stres,” cetus Vito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com