Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toraja Sapan, Kopi Indonesia yang Jadi Unggulan di Starbucks

Kompas.com - 11/09/2019, 19:25 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah menjadi hal yang umum bahwa gerai kopi biasanya menyebarkan keharuman kopi yang dipanggang atau diseduh. Wangi itu sungguh menggoda bagi para pencari rasa dan aroma.

Nah keharuman itulah yang tercium di salah satu sudut Hotel Intercontinental, Jakarta. Bukan tanpa sebab, rupanya di situ ada gerai baru Starbucks Reserve yang dibuka sekitar dua minggu lalu.

Namun hari Selasa siang kemarin (10/9/2019), aroma kopi yang tercium sedikit berbeda. Lebih harum, dan ada sedikit wangi bunga, buah, sitrus dan rempah yang tersamar dalam aroma kopi di sana.

Rupanya wangi itu berasal dari kopi Toraja Sapan Village, kopi Indonesia terbaru yang disajikan di gerai-gerai Starbucks reserve di seluruh dunia.

Kopi Toraja dari daerah Sapan ini melengkapi kopi Indonesia lain yang ada dalam menu di Starbucks, selain kopi Jawa Barat, Sumatra Blue Batak, Lake Toba, Aged Sumatra, atau kopi Bali Batur.

Kami berkesempatan mencoba kopi Toraja Sapan yang di-roasting medium oleh Starbucks. Saat diseduh, kopi ini sudah mengeluarkan aroma wangi yang unik, lebih segar daripada aroma kopi lain.

Wangi itu rupanya memberi petunjuk pada rasa kopinya. Ketika disesap, rasa kopi memenuhi mulut. Para pecinta kopi akan mengatakan bahwa kopi ini memiliki body yang full, penuh.

Lalu berbagai flavour pun terasa di lidah. Kita akan mencecap rasa manis dengan aroma sitrus, cinnamon, dan herbal segar dan keasaman sedang. Bahkan setelahnya, lidah akan merasakan cokelat sebagai after taste.

Mirza Luqman saat menyajikan kopi Toraja Sapan Village di Starbucks Reserve Mirza Luqman saat menyajikan kopi Toraja Sapan Village di Starbucks Reserve
Mirza Luqman, Manager Learning & Development Starbucks yang siang itu bertindak sebagai barista, menjelaskan bahwa karakter-karakter ini tak lepas dari lokasi, cuaca, tanah, dan proses bagaimana kopi Toraja Sapan dihasilkan.

Menurutnya, kopi ini diproduksi secara tradisional dengan metode giling basah oleh masyarakat Toraja di lereng Gunung Sesean, Toraja, Sulawesi yang rimbun dan bercurah hujan tinggi.

"Tanaman kopinya ditanam di ketinggian sekitar 1700 meter di atas permukaan laut, jadi di pegunungan," ujar Mirza.

Diceritakan Mirza, sebenarnya Starbucks sudah lama mengenal kopi Toraja. "Bahkan pada tahun 1971 sebenarnya sudah ada kopi Toraja dalam menu Starbucks. Tapi saat itu Starbucks membelinya dari vendor kopi," katanya.

Baru sekitar tahun 90-an Starbucks mengirim buyer untuk melihat langsung kebun kopi di Toraja. Lalu mulai membelinya lewat supplier.

Mirza sendiri punya kenangan pribadi terhadap kopi Toraja Sapan ini. Ia ingat pada tahun 2012, dirinya menjadi salah satu juri pada acara Lelang Kopi Asosiasi Kopi Spesial yang diadakan di Surabaya.

Saat itu, single origin dari Toraja Sapan mendapat nilai cupping tertinggi di antara kopi-kopi nusantara lain. Sejak saat itu kopi dari Sapan menjadi populer dan dicari orang. Namun karena panenan terbatas, maka sangat sulit mendapatkan kopi ini dalam jumlah banyak.

Kopi Toraja Sapan Village di antara kopi-kopi StarbucksKompas.com/Wisnubrata Kopi Toraja Sapan Village di antara kopi-kopi Starbucks
Di Starbucks, kopi Toraja Sapan Village ini hanya ada di gerai Reserve yang memang menyediakan kopi-kopi istimewa. Penyajiannya pun terbatas pada menu-menu yang mengutamakan cita rasa kopinya.

Alasannya, tentu sayang sekali jika kopi enak ini menjadi tenggelam rasanya karena terlalu banyak campuran susu atau gula dan perasa lain.

Nah, jika kamu igin merasakan salah satu kopi Indonesia dengan rasa terbaik, kopi Toraja Sapan Village adalah salah satu pilihan yang tidak mungkin keliru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com