Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2019, 09:03 WIB
Dendi Ramdhani,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbagai kenangan tentang BJ Habibie seketika berkelebat di dalam ingatan, saat kabar duka tentang berpulangnya Presiden ke-3 RI itu terdengar pada Rabu (11/9/2019) sore, pukul 18.05 WIB.

Sosok Habibie, seorang teknokrat yang wafat pada usia 83 tahun, salah satunya dikenal lekat dengan pencapaian Bangsa Indonesia dalam membuat pesawat terbang.

Namun tak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, Habibie ternyata dikenal pula dengan semangat serta perhatian terhadap kelestarian kain Nusantara, yakni lurik.

Seperti tak terduga, dalam sebuah kesempatan saat meresmikan Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny RA Habibie di Jalan Tubagus Ismail, Bandung, tahun 2016 lalu, Habibie berbicara tentang kain tenun ini.

Baca juga: Lurik yang Semakin Eksis

Menurut Habibie, lurik adalah salah satu produk Indonesia yang unik dan kaya sejarah.

"Lihat, pakaian saya keren kan? Ini namanya lurik," ujar Habibie sembari menunjukan kemeja lurik berwarna cokelat keemasan yang ia kenakan.

Sejak itu, BJ Habibie lalu mengaku akan membuat kain tenun lurik lebih populer.

Semangat ini muncul karena kesedihan ketika mendapati kenyataan bahwa kain lurik sangat sulit ditemukan.

Kala itu, dia menceritakan pengalamannya saat berbincang dengan pedagang batik di Yogyakarta.

Kepada pedagang itu, Habibie sempat mencari kain lurik.

"Saya ke Jogja. Saya tanya adik (pedagang), ada lurik tidak? 'Tidak ada Pak, pengusaha lurik sudah bangkrut, perusahaan kecil, yang makenya orang tua'," ucap Habibie menirukan percakapannya dengan pedagang itu.

"Maka saya pesan kepada Wali Kota di sana minta carikan," lanjut Habibie.

Pengalaman sulitnya mencari kain lurik menginspirasi Habibie untuk mempopulerkan kain tenun tersebut.

Baca juga: Lurik Menerobos Zaman

Dia pun berjanji akan selalu memakai lurik dalam acara resmi. "Saya jadi dressman untuk lurik," tuturnya.

Habibie berharap dengan langkahnya itu, maka masyarakat Indonesia lebih bisa menghargai produk lokal.

Menurut Habibie, lurik harus bisa menandingi batik yang sudah dikenal masyarakat dunia.

"Sudah cukup selalu pakai batik, pakai lurik dong supaya menghidupkan kembali budaya yang sudah ada di tangan bangsa kita di Jawa Tengah."

"Apa salahnya pakai lurik, berkualitas juga, semua mampu," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com