Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaki Sakit Saat berjalan? Hati-hati, Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya

Kompas.com - 14/09/2019, 18:15 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Kaki terasa sakit saat berjalan? Jika ya, jangan pernah mengabaikannya, karena bisa jadi itu mengindikasikan adanya masalah serius pada jantung dan otak.

Nyeri kaki saat berjalan bisa menujadi tanda peripheral artery disease (PAD) atau penyakit arteri perifer.
Orang-orang degan kondisi ini memiliki kemungkinan masalah kardiovaskular yang lebih tinggii, seperti serangan jantung dan stroke.

PAD bisa terjadi pada pria dan wanita. Menurut Harvard Medical School, ini biasanya terjadi karena penuaan, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan paparan asap rokok jangka panjang.

Orang-orang dengan PAD merasa sakit karena timbunan lemak di arteri kaki.

Timbunan lemak ini kemudian menghambat aliran darah ke otot dan juga arteri yang mendukung kinerja jantung dan otak.

Baca juga: Kaki Sering Kram? Hati-hati Tanda Penyakit Liver

Gejala PAD termasuk kram dan nyeri pada betis, paha, pinggul, atau bokong. Tapi PAD hanya memengaruhi otot dan bukan sendi.

Ini juga tampak berbeda dari nyeri otot yang disebabkan oleh olahraga.

Nyeri kaki yang berhubungan dengan PAD, hanya terjadi selama gerakan dan berhenti setelah istirahat sejenak. Tidak seperti rasa sakit yang disebabkan oleh olahraga yang bisa berlangsung berjam-jam atau berhari-hari.

"Itu mungkin terjadi ketika kamu berjalan menaiki tangga atau menaiki bukit, dan kemudian kamu sering merasa perlu berhenti untuk istirahat," kata Aruna Pradhan, seorang ahli jantung dan asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School.

Tetapi dalam beberapa kasus, PAD dapat menyebabkan nyeri kaki bahkan ketika duduk atau berbaring.

Pada beberapa orang mungkin juga akan mengalami perubahan warna pada kaki, luka penyembuhan lambat pada kaki, rasa dingin pada satu atau kedua kaki, dan pertumbuhan rambut kaki atau kuku yang lambat.

Baca juga: Jalan Kaki yang Tepat dan Pengaruhnya bagi Kesehatan

Perawatan penyakit arteri perifer

Dokter umumnya merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk mengobati penyakit ini. Olahraga teratur, mengikuti diet sehat, dan menghindari merokok harusnya bisa membantu mengurangi gejala-gejala tersebut.

"Setelah penyakit arteri perifer didiagnosis dan kamu mengetahui mengapa kamu mengalami gejala itu, dokter akan menyarankan untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik demi membantu menjaga organ tubuh terkait tetap berfungsi," kata Pradhan.

Selain itu, ada juga obat yang diperlukan untuk kondisi ini. Dokter dapat meresepkan statin, yang dapat membantu mencegah pembentukan timbunan lemak, obat untuk mangontrol tekanan darah, dan aspirin untuk mencegah pembekuan darah.

Operasi juga bisa menjadi pilihan, ketika penyumbatan aliran darah memburuk.

Baca juga: 9 Manfaat Jalan Kaki, Perkuat Jantung hingga Perbaiki Suasana Hati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com